Liputan6.com, Sumenep - Usai kampanye terbuka di Sumenep, Madura, calon wakil presiden Ma'ruf Amin menghadiri acara haul dan berziarah ke makam Kiai Suhro di Pamekasan.
Namun, saat menuju makam tersebut, sekitar pukul 17.35 WIB di Desa Jambringin, belasan mobil iringan Ma'ruf memperlambat laju kendaraan. Pasalnya, mobil tersebut dikerumuni ratusan massa yang meneriakkan nama Prabowo dan membawa atribut capres nomor urut 02 itu.
Ada massa yang di pinggir jalan sembari mengacungkan jempol dan telunjuk simbol nomor paslon Prabowo-Sandiaga. Ada pula yang berada di atas motor, sembari sesekali teriak dan menggeber gas kendaraannya.
Advertisement
"Prabowo, Prabowo, Prabowo," pekik massa, Senin, 1 April 2019.
Polisi mencoba mengatur, tapi massa sudah tumpah ruah di jalanan. Mereka terus meneriakkan kata-kata Prabowo. Meski azan Magrib berkumandang, massa belum bubar dan masih mengerumuni iring-iringan mobil Ma'ruf.
Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, polisi kemudian membentuk pagar betis memberikan jalan kepada Ma'ruf Amin. Sementara, awak media tak diperkenankan turun dari kendaraan, lantaran situasi belum kondusif.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Ma'ruf yang hendak menuju ke lokasi haul dan makam Kiai Suhro, sempat dilarikan ke salah satu rumah milik Kiai Lukman, sesepuh di Jambringin. Selain menunggu situasi reda, Ma'ruf juga sempat menunaikan ibadah salat Magrib.
Di sana kepada timnya, dia sempat mengatakan. "Mau ziarah kok dilarang," ucap Ma'ruf kepada tim KMA.
Sekitar pukul 18.15 WIB iring-iringan mobil Ma'ruf Amin bisa melaju kembali. Sempat berhenti sejenak di Polres Sampang, dan diketahui Ma'ruf yang sudah turun di Pamekasan, ternyata tidak menaiki mobilnya sendiri. Di Polres baru Ma'ruf Amin kembali menumpangi mobil kembali ke Surabaya dan siap bertolak ke NTB, pada Selasa (2/4/2019).
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Cerita soal Jokowi
Saat di Sumenep, Ma'ruf Amin mengingatkan ke masyarakat Madura bahwa calon presidennya, Joko Widodo atau Jokowi mencintai Pulau Garam ini.
Dalam kampanye akbarnya di lapangan Ahmad Yani, Sumenep, dia membeberkan sejumlah bukti bahwa Jokowi mencintai masyarakatnya.
"Jembatan Suramadu digratisin, alhamdulilah. Itu berarti Beliau mencintai Madura," ucap Ma'ruf.
Dia mengungkapkan, saat Jokowi bercerita ketika para pengendara roda dua dan empat meminta jembatan tersebut digratiskan.
"Masa enggak milih Beliau (Jokowi)? Sudah baik. Sekali lagi, 17 April hari Rabu, jangan lupa pilih 01," ungkap Ma'ruf.
Bukan hanya itu saja, Mustasyar Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU) ini juga menceritakan, kala orang nomor satu di RI itu mencurahkan hati kepadanya.
"Pak Jokowi pernah cerita ke saya, 'Pak Kiai, saya ini bukan orang pintar. Maka kalau saya hadapi yang sulit-sulit, saya serahkan ke Allah SWT'," cerita Ma'ruf.
Selain itu, masih kata dia, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bercerita bahwa dia tak lahir dari keluarga yang mapan.
"Saya bukan anak orang kaya yang bisa beli jabatan. Saya orang desa. Apa saya bilang? Tapi yang dipilih Allah jadi presiden adalah bapak," kata Ma'ruf mengulang perbincangan dengan Jokowi.
Menurut Ma'ruf, terpilihnya Jokowi sebagai presiden, merupakan bentuk kepercayaan Yang Maha Kuasa memberikan amanah kepada Jokowi untuk memimpin bangsa. "Beliau yang dipikirkan, bagaimana memajukan rakyat Indonesia supaya aman tenteram rukun. Indonesia ke depan jadi lebih baik lagi," tukasnya.
Karena itu, kata dia, Ma'ruf Amin menerima ajakan untuk maju sebagai cawapres. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu optimistis Indonesia akan lebih maju. "Pantas kalau Pak Jokowi kita harapkan memimpin satu kali lagi. Bersama saya akan bangun Indonesia maju," pungkasnya.
Advertisement