Liputan6.com, Jakarta - Kepuasan Masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang sekaligus juga calon presiden nomor urut 01 berada di bawah standar.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago dalam rilis surveinya di Gado Gado Boplo, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2019).
"Standarnya incumbent itu harus 70 persen. Sementara Pak Jokowi jika digabungkan (antara yang memilih sangat puas dan puas) hanya 50 persen," kata Pangi.
Advertisement
Menurut temuan survei Voxpol Center Research and Consulting, masyarakat yang mengaku sangat puas dengan kinerja Jokowi mencapai angka 17,9 persen dan yang mengaku puas 36,8 persen.
"Jika digabung hanya mencapai 54,7 persen yang tentu masih jauh dari angka standar 70 persen," ucap Pangi.
Menurut Pangi, ketidakpuasan terhadap kinerja pemerintahan Jokowi disebabkan oleh beberapa isu. Misalnya isu kenaikan bahan pokok, pengangguran, isu imigran China, dan kasus korupsi serta kasus Novel Baswedan.
Survei itu dilakukan pada periode 18 Maret hingga 1 April 2019 dengan menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah sempel dalam survei adalah 1.600 dengan margin of error sebesar 2,45 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
"Survey ini menjangkau 34 provinsi secara proporsional berdasarkan data jumlah populasi pemilih terakhir. Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terlatih melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa/kelurahan terpilih," kata Pangi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Selisih Elektabilitas
Delapan hari menuju hari pencoblosan, Voxpol Center Research and Consulting mirilis hasil survei elektabilitas para pasangan capres-cawapres 2019. Dalam survei itu, selisih elektabilitas antara Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terpaut 5,5 persen.
Dalam survei yang digelar pada 18 Maret hingga 1 April 2019 itu, Jokowi-Ma'ruf mendapat 48,8 persen dan Prabowo-Sandi 43,3 persen. Sementara, pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voters sebesar 7,9 persen.
"Dari segi elektabilitas menunjukkan peta politik semakin kompetitif, selisih elektabilitas kedua pasang kandidat sudah semakin dekat," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2019).
Dari angka strong voters pemilih capres maupun pemilih partai politik, sambung dia, baik Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Sandi memiliki tingkat loyalitas pemilih di bawah 50 persen. Persentasi strong voter kedua kandidat masing-masing sebesar 43,1 persen untuk Jokowi-Ma'ruf dan 40,9 untuk Prabowo-Sandi.
Menurut Pangi, dengan selisih yang begitu kecil, kedua pasangan calon sama-sama memiliki kemungkinan untuk kalah maupun menang.
"Jika pemilu dilakukan hari ini Pak Jokowi menang. Jika 17 April, Pak Jokowi punya peluang menang, dan peluang kalah. Pak Prabowo ada kemungkinan menang dan kemungkinan kalah," kata Pangi.
Advertisement