Istana Bantah Jokowi Tekan Bupati Mandailing Natal Terkait Suara di Pilpres

Moeldoko mengatakan, Jokowi tidak pernah memasang target raihan suara setiap daerah kepada para bupati atau wali kota

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2019, 16:52 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2019, 16:52 WIB
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Moeldoko
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Moeldoko saat di wawancarai KLY di Jakarta, Rabu (16/1). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko membantah tuduhan bahwa Dahlan Hasan Nasution mengundurkan diri sebagai Bupati Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara karena mendapat tekanan politik dari Jokowi.

Moeldoko menegaskan, Dahlan mundur karena keinginannya sendiri, tanpa ada tekanan dari pihak Istana.

"Tekanan enggak. Kalau kita ke daerah enggak ada penekanan-penekanan begitu," ucap Moeldoko di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (22/4/2019).

Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf ini menceritakan, biasanya di sela-sela kampanye di daerah, Jokowi hanya berbicang seputar perolehan suara. Namun Jokowi tidak pernah memasang target raihan suara setiap daerah.

"Enggak ada instruksi (target perolehan suara). Justru yang ada itu mereka-mereka  menyampaikan 'bapak sekian persen (target raihan suara)'. Setiap kita ketemu mereka rata-rata gitu," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Disayangkan BPN

Didampingi Ketum Parpol, Jokowi Jelaskan Hasil 12 Lembaga Survei
Capres dan Cawapres 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin memberi keterangan di Plataran Menteng, Jakarta, Kamis (18/4). Dalam keterangannya Jokowi memaparkan hasil quick count 12 lembaga survei yang 100% sudah selesai, Jokowi-Amin memperoleh 54,55 % suara dan Prabowo-Sandi 45,5%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Sudirman Said menyayangkan sikap Dahlan yang memutuskan mundur dari jabatannya karena pasangan Jokowi-Ma’ruf kalah unggul dari Prabowo-Sandiaga di Madina.

"Kalau itu terjadi, itu kita perlu prihatin juga, sebabnya apa kok tidak sesuai harapan, kemudian mundur apakah ada janji. Apakah ada perjanjian bahwa harus menang kalau kalah kemudian mundur?” kata dia.

Mantan Menteri ESDM ini menyebut saat ini kepala daerah mengalami tekanan politik dari Jokowi.

Ini adalah contoh bahwa memang aparat mengalami tekanan-tekanan, tidak mungkin tidak ada masalah kalau dia tidak mundur," ucap dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya