Menanti Rekonsiliasi untuk Meredam Tensi Politik

Dia menegaskan, jika ada pihak-pihak yang merasa ada kecurangan, lebih baik mengedepankan mekanisme hukum. Sebagaimana aturan dan norma yang berlaku di Indonesia.

oleh Andrie HariantoPutu Merta Surya Putra diperbarui 10 Mei 2019, 14:13 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2019, 14:13 WIB
Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno
Dua pasang capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan Joko Widodo-Ma'ruf Amin Usai pengundian nomor urut peserta Pemilu 2019 di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (21/9). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Tensi politik Indonesia pasca-pemungutan suara 17 April 2019 memanas meski proses rekapitulasi suara di Komisi Pemilihan Umum masih berlangsung. Rekonsiliasi di kedua kubu diperlukan untuk meredam panas-dingin suhu politik tersebut.

Kemarin, Calon Wakil Presiden 01, Ma'ruf Amin, bertemu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di kediamannya di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Kepada wartawan, Mega mengatakan akan menggelar rekonsiliasi dengan kubu Prabowo-Sandiaga setelah pengumuman resmi dari KPU 22 Mei 2019.

"Sebetulnya ya, kalau saya ya tunggu saja tanggal 22 Mei," kata Megawati di kediamannya, Jakarta, Kamis (9/5/2019).

Dia menegaskan, jika ada pihak-pihak yang merasa ada kecurangan, lebih baik mengedepankan mekanisme hukum. Sebagaimana aturan dan norma yang berlaku di Indonesia.

Hal senada juga diucapkan oleh cawapres Ma'ruf Amin. Proses negosiasi sebenarnya jalan. Tapi semuanya menunggu 22 Mei.

"Proses negosiasi tentu jalan. Tapi upaya-upaya ke arah itu kita tunggu setelah 22 Mei. 22 Mei sudah diumumkan, baru kita lakukan langkah-langkah konkret," ujar Ma'ruf.

Sebelumnya, Ma'ruf membuka pintu kepada kubu Prabowo-Sandi bila ingin bersilaturahmi di bulan Ramadan.

"Saya tidak ngajak buka bersama, kalau mereka mau buka bersama di tempat saya, mari," ujar Ma'ruf di kantor MUI, Jakarta Pusat, Selasa (7/5/2019).

Ma'ruf mengaku sampai detik ini belum ada permintaan dari pihak Sandiaga untuk bertemu. Apalagi ajakan untuk buka puasa bersama. Namun, dia setuju dengan ide melakukan rekonsiliasi.

"Terbuka lah. Wong kita ini membangun persaudaraan kok. Kan itu semua murid saya, sahabat saya, enggak ada musuh. Enggak ada musuh tuh enggak ada. Karena itu kita harus merajut kembali lah," tegas Ketum MUI itu.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Sandiaga Sambut Baik Rekonsiliasi

Jokowi dan Prabowo Subianto
Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Prabowo Subianto memeluk atlet pencak silat peraih emas Asian Games 2018 Hanifan Yudani di Jakarta, Rabu (29/8). (Liputan6.com/HO/Biro Pers Setpres)

Sementara Sandiaga menyambut baik rencana silaturahim yang dilontarkan cawapres Ma'ruf Amin. "Silaturahim sangat baik apalagi di bulan Ramadan dan kita menunggu waktunya. Saya sudah menunggu 8 bulan. Tim kita memang sedang mengatur. Anytime buat saya baik," kata Sandi di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (8/5/2019) malam.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengaku bahwa pihaknya sudah berkomunikasi dengan pihak Ma’ruf Amin.

"Komunikasi sudah langsung dan kita tunggu waktu yang tepat dan waktu yang bisa kita kondisikan secara bersama," ucap Sandi.

Awal bulan lalu, Kamis 2 Mei 2019, Jokowi mengundang Ketua Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), ke Istana Negara. Pertemuan berlangsung hangat dan tertutup. Keduanya berbincang di ruang kerja Jokowi.

Putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengaku merasa terhormat telah diundang serta dapat bertatap muka dengan Jokowi.

"Saya juga senang merasa terhormat sebagai warga negara mendapatkan kesempatan diundang bapak Presiden dan secara langsung di tengah kesibukan beliau," ucap dia.

AHY menceritakan, awal pertemuannya dengan Jokowi. Dia mengaku dihubungi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno tiga hari lalu untuk menanyakan apakah dirinya tengah berada di Jakarta dan bersedia bertemu dengan Jokowi pada Kamis, (2/5/2019).

"Saya sampaikan ke Pak Pratikno, saya ada di Jakarta dan alhamdulillah sore hari ini saya bisa ketemu langsung dengan bapak Presiden Jokowi atas undangan beliau dan tentunya sudah cukup lama tidak silaturahim," ujar dia.

 

Secangkir Teh

Jokowi mengajak putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu berbicara di ruang kerjanya yang berada di Istana Merdeka. Jokowi menyajikan secangkir teh hangat untuk AHY.

Jokowi dan AHY tampak berbicara empat mata tanpa didampingi oleh menteri Kabinet Kerja dan politisi. Pertemuan keduanya tampak akrab dan cair. Namun, pertemuan mereka berlangsung tertutup.

Usai pertemuan, AHY mengungkapkan, isi pembicaraannya dengan mantan Wali Kota Solo itu. Ia mengaku membahas kondisi politik pasca-Pemilu 2019.

Baik Jokowi maupun AHY berharap agar semua pihak bersikap tenang dan sabar menunggu hasil penghitungan resmi Pilpres dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Sikap terbaik bagi kita adalah menunggu sampai dengan penghitungan terakhir yang nanti akan diumumkan secara resmi oleh KPU, penyelenggara Pemilu yang kita harapkan benar-benar bisa menjalankan tugasnya hari ini yang berat," ujar AHY.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya