Visi Misi Gibran-Teguh Bila Terpilih Jadi Orang Nomor 1 di Kota Solo

Tantangan utama Kota Solo saat ini, menurut Gibran-Teguh yakni bangkit dari pandemi Covid-19.

diperbarui 10 Sep 2020, 19:28 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2020, 19:28 WIB
Gibran Rakabuming Raka
Bakal calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa menunjukkan surat rekomendasi dari PAN saat menggelar pertemuan di Jakarta, Rabu (12/8/2020). PAN telah resmi memberikan dukungannya kepada Gibran dan Teguh pada Pilkada Solo 2020. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Jakarta Salah satu pasangan calon yang kini tengah menjadi sorotan publik Tanah Air adalah calon Wali Kota (cawali) dan calon Wakil Wali Kota (cawawali) Solo, Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa.

Pada Jumat, 4 September kemarin usai menyerahkan berkas visi dan misi ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo, pasangan yang diusung oleh delapan partai besar ini mengungkap sederet rencana mereka apabila terpilih menjadi orang nomor satu di Kota Solo.

Mengawali paparan visi dan misi, pasangan Gibran-Teguh memberikan narasi pembuka tentang karakteristik Solo sebagai kota budaya.

Solo dinilai keduanya kaya akan warisan budaya yang kental dan tumbuh pesat sebagai kota kecil tapi modern.

Dengan latar belakang kondisi seperti itu, Gibran-Teguh mengusung visi Mewujudkan Surakarta sebagai Kota Budaya yang Modern, Tangguh, Gesit, Kreatif dan Sejahtera, untuk lima tahun ke depan, yaitu 2020 hingga 2025.

"Visi ini merupakan gerak bersama antara pemerintah dengan segenap warganya untuk membangun karakter Kota Solo sampai tahun 2024 beralaskan semangat gotong royong sebagai modal sosial budaya," jelas Gibran. 

Masalah tata ruang dan transportasi juga tidak lepas dari sorotan pasangan ini dalam visi misi mereka. Keduanya menilai skema Rencana Tata Ruang dan Wilayah Daerah (RTRW) tahun 2011-2031 belum mempertimbangkan perkembangan baru seperti Tol Trans Jawa.

Menurut mereka hambatan terbesar aspek transportasi dan tata ruang adalah sulitnya menggeser pusat-pusat aktivitas warga dari tengah kota. Di RTRW Solo belum ada perencanaan persebaran aktvitas warga ke kawasan pinggiran.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Zona Perdagangan

Pasangan yang diusung PDIP ini juga mengungkapkan, perlu adanya pengaturan zona perdagangan di jalan utama dengan memperhatikan aspek transportasi.

Gibran-Teguh bahkan memberikan perhatian besar terhadap ketergantungan Solo kepada daerah di sekitarnya.

Ketergantungan itu di antaranya dalam hal sumber daya air dan ketahanan pangan. Derap laju pembangunan kabupaten-kabupaten di sekitar Solo dapat menggerus lahan pertanian produktif dan menggeser prioritas produksi pangan mereka.

Kondisi itu tentu juga akan berdampak kepada harga pangan di Solo. Poin lain Gibran-Teguh yaitu penyederhanaan birokrasi dalam pelayanan publik agar kebijakan dapat diputuskan dengan cepat, tepat, dan responsif. Birokrasi juga tidak boleh alergi kritik.

 

Simak berita Solopos.com lainnya di sini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya