Liputan6.com, Jakarta Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terkait dinamika elektoral calon presiden (capres) di masa awal kampanye pemilu 2024 pada Sabtu (9/12/2023).
Dalam survei tersebut, capres nomor urut dua, Prabowo Subianto, menjadi capres top of mind pilihan masyarakat.
Baca Juga
Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menyatakan sebanyak 38,2 persen responden spontan menjawab Prabowo Subianto sebagai capres pilihannya dalam pemilu 2024.
Advertisement
Sedangkan posisi kedua diraih capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, dengan angka 20,4 persen dan capres nomor urut satu, Anies Baswedan di posisi ketiga dengan angka 19,1 persen.
"Yang pertama adalah Pak Prabowo 38 persen, diikuti Mas Ganjar dan Mas Anies dalam selisih yang tidak terlalu jauh," kata Burhanuddin saat pemaparan.
Burhanuddin menilai temuan hasil survei ini sangat menarik. Sebab, dalam survei sebelumnya pada November 2023, banyak masyarakat yang belum bisa menjawab capres siapa yang akan dipilih.
"Nah, yang menarik, kalau sebelum-sebelumnya pertanyaan top of mind ini masih banyak responden yang tidak bisa menyebut secara spontan, sekarang tinggal 20,8 persen yang tidak tahu, tidak jawab, atau merahasiakan pilihan jawaban," ujar Burhanuddin.
Survei ini dilakukan pada 23 November sampai 1 Desember 2023 dengan sampel 1.200 orang yang merupakan warga negara Indonesia berusia 17 tahun ke atas di seluruh wilayah Tanah Air.
Kemudian, dilakukan oversampling di 15 provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Papua, sehingga total sampel sebanyak 5.380 responden.
Dengan metode random sampling, survei ini memiliki margin of error sebesar kurang lebih lima persen.
Pemilih Ganjar Turun, Diikuti Kenaikan Dukungan Spontan untuk Prabowo
Dalam survei juga terlihat tren penurunan jumlah pemilih untuk capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo.
Burhanuddin Muhtadi menjelaskan penurunan pemilih kepada Ganjar justru diikuti oleh kenaikan dukungan pada capres nomor urut satu Prabowo Subianto.
"Pemilih Prabowo, Ganjar, maupun Anies itu juga fluktuatif. Tetapi dalam beberapa waktu terakhir, memang ada indikasi dukungan secara spontan terhadap Prabowo Subianto meningkat, dan itu diikuti dengan penurunan dukungan secara spontan terhadap Mas Ganjar," kata Burhanuddin.
Burhanuddin mencoba mengulik pilihan masyarakat dengan simulasi tiga nama capres. Hasilnya, Prabowo tetap unggul dibandingkan Ganjar dan Anies dengan angka 44,9 persen. Adapun jumlah pemilih Ganjar sebanyak 24,7 persen dan Anies 22,6 persen.
"Nah, ini tiga nama capres polanya tidak berubah. Perolehan suara Mas Ganjar dan Mas Anies selisihnya signifikan dibanding suara Pak Prabowo sekitar 44,9 persen," ujar Burhanuddin.
Lebih lanjut, Burhanuddin menjelaskan bahwa elektabilitas Prabowo sebetulnya pernah turun di akhir tahun 2022. Bahkan, Anies berhasil menyalip elektabilitas Menteri Pertahanan itu hingga bersaing ketat dengan Ganjar.
"Bahkan saat itu mungkin banyak orang yang memprediksi pemilu 2024 hanya akan melibatkan Ganjar versus Anies karena Pak Prabowo menurun elektabilitasnya," ucap Burhanuddin.
Advertisement
Prabowo Berhasil Manfaatkan Kekecewaan Pendukung Ganjar terkait Gagalnya Piala Dunia U-20
Meski demikian, elektabilitas Prabowo mulai menanjak pada awal 2023. Burhanuddin menilai, Prabowo berhasil memanfaatkan kekecewaan masyarakat terhadap Ganjar karena isu menolak kedatangan Timnas Israel pada Piala Dunia U-20 yang berimbas pada dicabutnya status tuan rumah Indonesia.
"Pak Prabowo berhasil memanfaatkan kekecewaan basis pendukung Mas Ganjar terhadap gagalnya Piala Dunia U-20 dan saat yang bersama ya terjadi penurunan luar biasa terhadap dukungan publik terhadap Mas Ganjar," kata Burhanuddin.
Sedangkan Anies Baswedan, lanjut Burhanuddin, elektabilitasnya sempat naik pada bulan lalu karena memanfaatkan basis suara Prabowo yang kecewa karena menunjuk Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres.
"Tetapi sepertinya tren kenaikan itu tidak berlanjut. Ada indikasi basis pendukung lama Pak Prabowo yang kecewa terhadap Pak Prabowo sudah lama mereka hijrah ke Mas Anies, terutama sejak Pak Prabowo masuk ke dalam pemerintahan Pak Jokowi," jelas Burhanuddin.
Â
Survei New Indonesia: Prabowo-Gibran 50,5%, Pilpres 2024 Diprediksi Satu Putaran
Memasuki akhir 2023, elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, tak terbendung. Pasangan calon dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu menembus angka 50 persen lebih.
Hal ini terungkap dari temuan survei terbaru New Indonesia Research & Consulting yang dirilis Jumat (8/12/2023).
Direktur Eksekutif New Indonesia Research & Consulting, Andreas Nuryono, dalam keterangannya menyatakan pasangan Prabowo-Gibran unggul jauh dari dua pasang capres-cawapres lainnya dalam simulasi tiga pasangan calon.
Pasangan nomor urut tiga Ganjar-Mahfud mendapatkan sebesar 26,0 persen. Sementara itu, pasangan nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, hanya 15,3 persen, dan sisanya menyatakan tidak tahu/tidak jawab 8,2 persen.
"Dengan elektabilitas menembus 50,5 persen, pasangan Prabowo-Gibran diprediksi bakal menang pilpres dalam satu putaran," ujar Andreas Nuryono dalam keterangannya dilansir Antara.
Dengan demikian, lanjut Andreas, pilpres 2024 kemungkinan besar akan berlangsung hanya dalam satu putaran.
Menurut Andreas, terjadi perubahan signifikan dalam rentang tiga bulan terakhir atau sebelum peta kontestasi pilpres mengerucut ke tiga pasangan. Pada survei bulan September, elektabilitas Prabowo belum mencapai 40 persen dalam simulasi tiga nama capres.
Setelah dipasangkan dengan Gibran yang merupakan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), dukungan terhadap Prabowo meroket. Sebaliknya, Ganjar dan Anies elektabilitasnya melorot kembali ke simulasi banyak nama capres. "Pemilihan figur cawapres lebih banyak mendongkrak elektabilitas Prabowo alih-alih Ganjar maupun Anies," kata Andreas.
Survei New Indonesia Research & Consulting dilakukan pada 25-30 November 2023 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Â
Reporter: Lydia Fransisca
Sumber: Merdeka.com
Advertisement