Survei Charta Politika: Elektabilitas PDIP dan Gerindra Terus Naik, PPP Merosot

PAN dari 7,6 persen menjadi 3,3 persen dan PPP dari 6,5 persen menjadi 2,4 persen.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 04 Apr 2019, 19:01 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2019, 19:01 WIB
Ingat, Ini Daftar Nomor Urut 14 Parpol Peserta Pemilu 2019
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy (tengah) mendapatkan nomor 10 sebagai peserta pemilu 2019 saat pengundian nomor urut parpol di kantor KPU, Jakarta, Minggu (19/2). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei Charta Politika Indonesia melihat adanya tren kenaikan elektabilitas partai politik seiring semakin dekatnya Pemilu 2019. Terhitung sejak 2014, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra terus melonjak, sementara PPP terjun bebas.

Direktur Riset Charta Politika Indonesia, Muslimin menyampaikan, saat Pileg 2014, PDIP tercatat memiliki elektabilitas sebesar 18,9 persen. Sementara Partai Gerindra dengan 11,8 persen.

"PDIP dari sisi tren terus naik. 2014 hanya 18,9 persen tapi sekarang 25,3 persen," tutur Muslimin di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (4/4/2019).

Untuk Partai Gerindra, dari 11,8 persen di tahun 2014 terus naik per tahun 2019 hingga 16,2 persen.

Meski begitu, tren kenaikan tidak dialami oleh semua partai. Untuk Partai Golkar misalnya, dari 14,7 persen turun menjadi 11,3 persen. Meski begitu, PDIP, Partai Gerindra, dan Partai Golkar menempati posisi teratas dalam survei.

Secara runut dan rinci mulai Pileg 2014, PKB dari 9,0 persen menjadi 8,5 persen; Partai Demokrat dari 10,2 persen menjadi 5,2 persen; Partai Partai Nasdem dari 6,7 persen menjadi 5,2 persen; PKS dari 6,8 persen menjadi 5,0 persen.

Kemudian PAN dari 7,6 persen menjadi 3,3 persen dan PPP dari 6,5 persen menjadi 2,4 persen. Untuk PPP, lanjut Muslimin, tercatat grafiknya memang tercatat terus menurun.

"Partai lama yang relatif turun, yaitu PPP. PPP kalau dilihat angkanya dari 4,3 (22 Desember 2018-2 Januari 2019); kemudian 3,6; kemudian (sekarang) 2,4 persen," kata Muslimin.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Penyebab

Salah satunya diduga disebabkan oleh faktor ditangkapnya sang mantan ketua umum Romahurmuziy oleh Komisi Pemberantasan Koruspsi (KPK) lantaran terlibat kasus jual beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag).

"Kebetulan survei kita dilakukan saat OTT. Penurunan ini sedikit banyak berpengaruh karena ketumnya terkena OTT," Muslimin menandaskan.

Survei tersebut diambil dengan kurun waktu 19 Maret sampai 25 Maret 2019 melalui tatap muka secara langsung 2 ribu responden yang tersebar di 34 provinsi dengan menggunakan kuesioner terstruktur. 

Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar 2,19 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya