Lebaran, Penjualan Rumah di Jabodetabek-Banten Anjlok

Penjualan pasar perumahan di Jabodebek-Banten pada kuartal II-2015 anjlok sampai 21,8 persen.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 21 Jul 2015, 19:15 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2015, 19:15 WIB
Perumahan.
Perumahan (Foto: REI).

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan pasar perumahan di Jabodebek-Banten pada kuartal II-2015 anjlok sampai 21,8 persen. Penurunan terjadi di semua segmen rumah dengan nilai penjualan ditaksir sebesar Rp 2,15 triliun. Penyebabnya karena dampak musiman yang terjadi hampir setiap tahun, khususnya menjelang Idul Fitri.

Dari analisis Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda menunjukkan, pertumbuhan positif yang terjadi di kuartal I-2015 ternyata tidak berlanjut tiga bulan berikutnya.

Di kuartal II tahun ini, selain hajatan Idul Fitri juga bertepatan dengan musim liburan anak sekolah dan persiapan kenaikan kelas yang sangat berpengaruh pada penjualan pasar perumahan di segmen bawah.

Hasil riset menjelaskan, merosotnya penjualan rumah di segmen bawah merupakan penurunan terbesar diantara segmen lainnya yaitu sebesar 26,9 persen. Sedangkan segmen besar turun 24,7 persen dan segmen menengah hanya menurun 16,8 persen.

"Kontraksi penjualan perumahan ini masih dalam batas wajar karena diperkirakan pasar perumahan akan segera memasuki fase baru di akhir 2015 atau di awal 2016," kata Ali dikutip Selasa (21/7/2015).

Siklus perlambatan yang ada saat ini merupakan siklus alamiah yang harus dicermati oleh para pengembang untuk melakukan konsolidasi internal terkait pasar sasaran yang ada. Karena selama tiga tahun terakhir, pengembang melupakan pasar yang gemuk itu di segmen menengah bawah dan terlalu asik bermain di segmen menengah atas.

Meskipun terjadi penurunan penjualan, diterangkan Ali, komposisi unit yang terjual di segmen menengah sampai bawah masing-masing 25,8 persen dan 68,5 persen. Sedangkan prosentase unit rumah yang terjual untuk segmen besar hanya 5,7 persen saat ini.

Ali mengatakan, dengan adanya pelonggaran Loan To Value (LTV) di Juli 2015 ini akan berdampak pada penjualan rumah di segmen menengah. Walaupun kebijakan tersebut akan memengaruhi pasar investor di menengah atas, namun dengan kondisi harga pasar yang sudah terlalu tinggi di segmen ini, maka dampaknya tidak terlalu berasa.

"Pasar menengah akan kembali menjadi primadona dan para pengembang diharapkan dapat melakukan strategi ‘membumi’ dan tidak selalu membuat strategi ‘langit’ dengan membuat produk sesuai pasar yang ada," tandas dia. (Fik/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya