Penjualan Rumah Menengah Atas di Medan Merosot

Pertumbuhan ekonomi melambat berimbas ke penjualan residensial di Medan, Sumatra Utara.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Jun 2015, 14:05 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2015, 14:05 WIB
Ilustrasi investasi Properti 4
Ilustrasi investasi Properti (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan properti residensial di Medan, Sumatra Utara, masih melambat. Penurunan permintaan hunian di kota tersebut selama semester I 2015 diperkirakan mencapai 30 persen dibanding periode sama pada tahun lalu.

Tomi Wistan, Wakil Sekjen DPP Realestat Indonesia (REI) mengungkapkan pasar residensial di segmen menengah dan atas di Medan masih lesu sejak akhir tahun lalu sebagai imbas pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Selain itu, pendapatan masyarakat juga menurun termasuk akibat anjloknya harga komoditas perkebunan yang menjadi sektor andalan di daerah tersebut.

"Profit pengusaha yang menjadi pembeli utama hunian menengah atas sedang terkoreksi, itu menurunkan minat mereka berinvestasi properti," kata Tomi yang dihubungi Liputan6.com, Jumat (26/06/2015).

Selain itu, imbas kebijakan Bank Indonesia yang memperketat pembelian properti juga turut menekan pasar menengah atas di Medan. Faktor lain yang juga memengaruhi terkait perpajakan, dimana banyak masyarakat menunda pembelian rumah karena khawatir dikejar pajaknya seiring gencarnya pemerintah menambah pemasukan dari pajak.

Dengan kondisi permintaan di kelas menengah atas yang lesu, ungkap Tomi, saat ini banyak pengembang di daerah itu memilih mengembangkan rumah di segmen menengah dengan harga jual berkisar Rp 300 juta hingga Rp 500 juta per unit.

Sedangkan yang paling mudah dipasarkan saat ini di Medan adalah rumah dengan harga di bawah Rp 300 juta.
Mengenai konsentrasi pengembangan hunian menengah di Medan saat ini, mantan Ketua DPD REI Sumatera Utara itu mengatakan hampir merata di beberapa kawasan. Tapi saat ini pengembangan yang paling marak ada di sekitar Ringroad Setiabudi.

"Kalau di kota-kota tingkat dua lainnya di Sumut, saya kira tidak banyak yang bangun rumah menengah atas. Mayoritas masih bangun rumah murah bersubsidi," papar dia. (Rinaldi/Ahm)

Muhammad Rinaldi

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya