Liputan6.com, Jakarta Pembangunan proyek transportasi massal kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) terus dikebut. Pemerintah menargetkan LRT akan rampung dan siap beroperasi sekitar pertengahan tahun 2019.
Tahap I proyek ini akan melalui rute, Cibubur-Cawang-Bekasi Timur dan Cawang-Dukuh Atas. LRT fase I A dan Fase I B akan membentang dari Cibubur-Cawang-Dukuh Atas sepanjang 24,2km dan Bekasi Timur-Cawang-Dukuh Atas sepanjang 17,9km.
Keberadaan LRT tidak hanya menggembirakan masyarakat yang tinggal di pinggiran kota seperti Bekasi dan Cibubur–Cileungsi, namun juga menjadi celah yang potensial di mata pengembang properti sekaligus sarana investasi yang prospektif bagi konsumen.
Advertisement
Baca juga: LRT, Solusi Terbaik Atasi Kemacetan Jakarta
Menurut Wahyuni Sutantri selaku Direktur Pemasaran PT Adhi Persada Properti (APP), ke depannya kawasan hunian yang berada di sisi jalur LRT akan dicari para konsumen properti sebab memiliki banyak keuntungan.
“Hunian yang sangat dekat bahkan terkoneksi langsung dengan stasiun LRT akan banyak dibidik kaum sub-urban. Utamanya adalah faktor kemudahan dalam beraktivitas ke pusat-pusat bisnis, ekonomi, dan hiburan di Jakarta. Untuk itu APP melihat ini sebagai sebuah peluang, sehingga kami menghadirkan kawasan hunian mixed use yaitu LRT Superblok The Conexio,” katanya kepada Rumah.com.
LRT Superblok The Conexio dibangun diatas lahan seluas 3,05 hektare yang berada tepat di sisi Stasiun LRT Cikunir. Terdiri dari 644 unit apartemen, APP menawarkan tipe studio, satu kamar tidur dan dua kamar tidur dengan berbagai fasilitas penunjang berkonsep modern, dinamic, and living.
Imbal Hasil Lebih Tinggi
Dari segi investasi, menurut Happy Murdianto, GM Corporate Sales & Marketing APP, capital gain properti yang berada di jalur LRT tentunya akan jauh lebih tinggi dibanding lokasi umum lainnya.
“Kenaikannya secara normal sekitar 15% per tahun. Dan tak menutup kemungkinan ini bisa lebih besar lagi apabila Pemerintah sudah resmi menaikkan pajak kendaraan bermotor. Sehingga memaksa orang untuk naik transportasi umum.”
“Dari pangsa sewa, konsumen yang berinvestasi properti di titik LRT diproyeksikan mendapat reguler income antara 8% – 12% per tahun dari harga mereka beli,” ujarnya.
Simak juga: Proyek LRT Mendongkrak Penjualan Rumah di Cibubur
Tidak hanya dari potensi investasinya, properti yang berada di titik LRT juga membuat penghuninya lebih berhemat. Sebab bujet yang dikeluarkan per bulan untuk pos transportasi harian bakal berkurang.
Untuk menuju kantor atau pusat kota, tak perlu lagi mengeluarkan uang bensin atau ongkos ojek online. Biaya transportasi massal yang ditetapkan Pemerintah pun berkali lipat jauh lebih murah. Kata Happy, ongkos naik LRT diperkirakan hanya sekitar Rp12 ribu saja.
Properti yang dekat LRT juga akan mendekatkan jarak tempuh sekaligus menciptakan efisiensi dalam hal waktu dan tenaga. Dengan segala kepraktisan yang ditawarkan otomatis kualitas dan taraf hidup penghuninya akan meningkat.
Selain itu, tingkat stres juga disebut bakal berkurang karena hunian dekat LRT akan dilengkapi dengan area komersial dan fasilitas umum yang terintegrasi dalam satu kawasan. Tak pelak hal ini akan memudahkan penghuni melakukan aktivitas sehari-hari.
Mau cari properti dekat LRT? Klik dan cari daftar pilihannya dengan harga mulai dari Rp500 Juta hanya di Perumahan Baru Rumah.com.
Advertisement