Alasan Apartemen Menengah Lebih Laris

Properti, khususnya residensial, yang diminati masih berkisar pada properti kelas menengah.

oleh Fathia Azkia diperbarui 06 Feb 2018, 10:18 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2018, 10:18 WIB
membeli apartemen
Sales dari pengembang apartemen tengah menjelaskan produk kepada konsumen.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah kalangan memprediksi pasar properti tahun 2018 akan tumbuh secara positif. Ada banyak instrumen yang disinyalir menjadi penyebab salah satunya seiring dengan perbaikan ekonomi.

Direktur Utama Bank BTN, Maryono, kepada Rumah.com mengatakan, kontraksi positif ini dibarengi dengan gelaran Pilkada serentak, persiapan Pemilu Presiden tahun depan, hingga ajang Asian Games diperkirakan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi tahun ini.

“Kondisi tersebut diyakini akan meningkatkan daya beli masyarakat untuk memiliki rumah.Saat ini pun angka permintaan rumah masih tinggi atau mencapai lebih dari 11 juta unit,” katanya.

Senada, Rumah.com Property Outlook 2018 memprediksi harga properti berpeluang naik hingga 5%, sementara suplai hunian berpeluang meningkat hingga 20%. Salah satu indikator pendukungnya adalah kebijakan pemerintah.

Kebijakan pemerintah dalam pembiayaan perumahan masih akan menjadi penentu pasar properti di 2018. Harga dan suplai properti, terutama pada sektor residensial, diperkirakan meningkat pada 2018. Permintaan pasar akan tetap stabil, terutama pada pasar properti di bawah Rp1 miliar.

Proyek properti baru yang menawarkan kemudahan akses, transportasi publik, serta jaminan keamanan akan menjadi faktor utama yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli properti tersebut.

Bisa Naik 30%

Sementara menurut perilaku konsumen, Rumah.com Property Affordability Sentiment Index H2-2017mengungkapkan properti, khususnya residensial, yang diminati masih berkisar pada properti kelas menengah, dengan sistem pembayaran yang diminati adalah cicilan jangka panjang.

Survei juga mencatat, 57% dari 1.020 responden di Indonesia memilih apartemen sebagai tipe hunian yang akan dibeli. Ini merupakan peningkatan jika dibandingkan survei pada paruh kedua tahun 2016, dimana hanya 35% responden yang tertarik membeli apartemen.

Agus Susilo selaku Direktur Utama Cimanggis City mengatakan, “Kenaikan harga yang lebih stabil menjadi salah satu alasan banyak masyarakat mulai beralih membeli apartemen. Sebagai contoh, proyek Cimanggis City mengalami peningkatan harga sebesar 30% sejak diperkenalkan pada Mei 2017,” katanya saat ditemui Rumah.com.

Adapun tipe hunian yang ditawarkan yaitu studio dan dua kamar, dengan harga masing-masing Rp275 juta dan Rp400 juta. Harga tersebut naik sebesar Rp75 juta bila dibandingkan harga perdana yakni Rp 200 jutaan untuk tipe studio.

(Bila tertarik memiliki apartemen seharga Rp500 juta, segera hitung berapa besar cicilan yang harus dibayar dan kemampuan finansial Anda lewat Kalkulator Keterjangkauan)

“Kenaikan harga sebenarnya dilakukan secara berkala. Namun akan sedikit lebih tinggi setelah ground breaking pada 31 Januari kemarin.

“Proyek ini sendiri telah terjual sekitar 40% dari 800 unit tower pertama. Tingginya permintaan yang masuk ke kami sesuai dengan kebutuhan akan backlog yang terus meningkat, dan sedikitnya hunian dengan harga terjangkau bagi masyarakat sub-urban di kawasan Jabodetabek,” Agus menambahkan.

Cimanggis City merupakan apartemen yang berdiri di lahan seluas satu hektare, dan terintegrasi dengan beberapa fasilitas eksternal melalui pintu tol Cijago dan Stasiun LRT Cibubur – Ciracas.

Padatnya lahan di Jakarta membuat pengembang mengincar kawasan di pinggiran Jakarta untuk membangun proyek hunian. Lokasi yang dekat dengan transportasi umum seperti stasiun KRL menjadi incaran. Tertarik? Temukan apartemen Rp300 juta di lokasi strategis.

Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya