Liputan6.com, Jakarta Pengoperasian jalan Tol Soreang – Pasir Koja (Soroja) pada akhir tahun lalu mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Bandung Selatan, khususnya warga Soreang hingga Pataruman, Kopo, dan Margaasih.
Keberadaan jalan bebas hambatan sepanjang 10,6 kilometer itu berhasil memangkas jarak tempuh Bandung Selatan dengan Kota Bandung.
Baca Juga
Seperti diungkapkan Presiden RI Joko Widodo saat peresmian, Tol Soroja memungkinkan perjalanan dari Kota Bandung menuju Soreang atau sebaliknya hanya butuh waktu 12 menit saja. Padahal sebelum ada tol, perlu waktu tempuh sampai 1,5 jam.
Advertisement
Imbasnya, konektivitas dan mobilitas sektor ekonomi dari dan menuju Bandung Selatan semakin tinggi. (Baca juga: Rumah di Bandung Toreh Kenaikan 3,12%)
Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Barat, Agung Suryamal, memperkirakan kondisi tersebut akan mengerek perekonomian Bandung Selatan hingga 30%. “Saya prediksi angka itu akan dicapai dalam empat atau lima tahun ke depan,” katanya.
Sektor-sektor yang diperkirakan tumbuh di antara lain tekstil, pariwisata, pertanian dan agroindustri. “Industri tekstil Bandung Selatan akan semakin berkibar karena waktu tempuh pengiriman barang akan semakin efektif,” ia menjelaskan.
Potensi Lebih Besar Dibanding Utara
Sementara di sektor pariwisata, tidak hanya berbasis wisata alam melainkan juga wisata kreatif layaknya Jatim Park di Jawa Timur, atau museum dengan tema tertentu. Di satu sisi, waktu tempuh yang semakin efektif akan mendorong ekspor tekstil dan agroindustri dari Bandung Selatan.
“Bandung Selatan akan membantu perekonomian nasional dari pariwisata dan ekspor. Karena kita tahu, pemerintah pusat fokus pada dua hal itu untuk menstablikan perekonomian,” terangnya.
Kadin Jawa Barat yang beranggotakan lebih dari 20 ribu pelaku usaha pun menyambut baik perkembangan infrastruktur Bandung Selatan.
Simak juga: Bandung Lautan Rumah Baru dengan Harga Terjangkau
Bandung Selatan menurut Agung, akan menjadi primadona investasi baru mengalahkan wilayah utara. “Karena lahan di Bandung Utara sudah sangat terbatas plus adanya peraturan KDB (Koefisien Dasar Bangunan), serta isu-isu menyangkut lingkungan, tata ruang hingga resapan air,” katanya.
Di lain sisi, kemacetan Kota Bandung saat ini sudah sulit diurai. Merujuk data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil setempat, Bandung termasuk salah satu kota terpadat di Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 2,6 juta jiwa pada tahun 2016.
Dengan rasio 14 ribu jiwa perkilometer kota ini telah melebihi kapasitas. Idealnya, jumlah kepadatan penduduk per kilometer persegi di Bandung hanya dihuni oleh 850 orang.
Karena kondisi tersebut, masyarakat Bandung mulai mencari alternatif lokasi baru untuk hunian. Daerah yang memiliki akses mudah, lingkungan yang nyaman serta fasilitas publik yang lengkap, seperti wilayah Bandung Selatan mulai jadi pilihan utama.
Ditambah dengan potensi wisata alam yang melimpah, Bandung selatan memiliki prospek bagus bagi masyarakat sekitar, termasuk Jakarta dan daerah lainnya.
(Jangan dulu investasi properti di Bandung sebelum menyimak Review Properti)
Advertisement
Ideal untuk Penuhi Demand
Salah satu pengembang besar yang mulai mengincar kawasan Bandung Selatan adalah Agung Podomoro Land (APL). Pengembang nasional ini tengah bersiap meluncurkan hunian bernuansa resor.
“Potensi Bandung Selatan sebagai kawasan pariwisata sangat mendukung konsep properti yang akan diluncurkan, yakni hunian bernuansa resor dengan danau sepanjang ±1 km. Proyek ini akan membawa pengalaman berbeda bagi penghuninya, sehingga dapat merasakan kenyamanan liburan setiap hari,” terang Assistant Vice Presiden Strategic Residential Agung Podomoro Land, Agung Wirajaya.
Selain fakta bahwa Bandung Selatan sebagai daerah pariwisata, alasan lain yang menarik minat APL menanamkan investasi di wilayah tersebut adalah pembangunan infrastruktur jalan dan sarana transportasi yang masif, serta mendukung penyediaan hunian.
“Tingginya kebutuhan hunian di Jawa Barat sulit direalisasikan di kawasan Bandung Utara, yang telah ditetapkan sebagai daerah konservasi. Artinya, penyediaan hunian hanya bisa dilakukan di kawasan Bandung Selatan,” ia menambahkan.
Simak juga: Inilah Harga Rumah Paling Diminati di Tahun 2017
Sementara Bandung Selatan dengan potensi ekonomi, pariwisata dan agroindustri, akan semakin berkembang dengan kebijakan pembangunan infrastruktur.
Adanya tiga exit tol diantaranya Buahbatu, Margaasih, dan Kutawaringin, akan semakin mengakselerasi arus distribusi dan mobilitas di kawasan tersebut.
“Kecenderungannya wisatawan akan menghindari daerah yang macet dan lebih memilih lokasi yang bisa digunakan untuk bersantai. Apalagi orang Jakarta,” kata dia.
Menggeliatnya perekonomian Kabupaten Bandung juga sekaligus meningkatkan kemajuan indikator-indikator ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bandung dalam tiga tahun terakhir berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional, yakni berkisar 5,8% - 5,9%.
Tahun ini, ekonomi Bandung Selatan akan tumbuh lebih tinggi akibat stimulus yang muncul sebagai dampak langsung adanya tol Soroja, selain dukungan faktor-faktor internal dan eksternal.
Bagi Anda yang tertarik ingin membeli rumah, apartemen, atau tanah pada kawasan tersebut, manfaatkan jasa agen properti profesional yang dapat membantu transaksi pembelian properti Anda.
Hanya Rumah.com yang percaya Anda semua bisa punya rumah