Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi mencurigai dugaan manipulasi beberapa lembaga survei, terkait hasil penghitungan suara quick count atau hitung cepat Pilpres. Hasil survei indikator menunjukan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla menang dengan 52,95%, sementara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa hanya mendapatkan 47,66%.
Burhan menduga, manipulasi lembaga survei bertujuan menciptakan legitimasi. Misalnya, jika nanti proses penghitungan suara real count Komisi Pemilihan Umum (KPU) dicurangi dan menunjukkan kemenangan untuk Prabowo-Hatta, maka pasangan nomor urut 1 tersebut mempunyai bukti hitung cepat yang serupa.
"Itu terkait dengan afiliasi politik. Itu legitimasi. Terkait proses penghitungan manual di KPU yang coba dicari-cari legitimasi intelektualnya di dalam temuan survei. Kalau ada kecurangan dari TPS ke tingkat pusat, jadi KPU tidak merasa terteror dengan hasil hitung cepat," kata Burhan dalam konferensi pers Lembaga-Lembaga Penyelenggara Quick Count Pilpres 2014, di Hotel Atlet Century, Jakarta Pusat, Kamis (10/7/2014).
Hal senada juga diutarakan peneliti Saiful Mujani Research And Consulting (SMRC) Djayadi Hanan. Djayadi menuturkan, proses penghitungan suara di Indoensia membutuhkan proses panjang, sehingga rentan kecurangan.
"Perhitungan suara kita beda dengan Amerika. Kalau di Amerika dari TPS langsung ke pusat data nasional. Tapi kita dari kotak suara di TPS, ke kelurahan, ke kecamatan, kabupaten kota, provinsi dan baru ke pusat," tuturnya.
Dengan memanipulasi hitung cepat untuk menunjukkan kemenangan, kata Djayadi, maka bisa terjadi legitimasi yang juga akan memengaruhi masyarakat. "Itulah kenapa dilakukan deklarasi kemenangan. Supaya masyarakat juga tetap percaya."
"Kalau tidak ada deklarasi, masyarakat akan menilai hanya Jokowi-JK yang menang, sehingga akan bertanya-tanya kalau nanti KPU menetapkan Prabowo-Hatta. Dengan kondisi seperti ini, masyarakat juga terbelah," tandas Djayadi.
Setelah hampir selesai penghitungan suara quick count atau hitung cepat, pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menyatakan kemenangan pada Pilpres 2014. Deklarasi kemenangan tersebut berdasarkan sejumlah lembaga survei.
Tak lama kemudian, pasangan Prabowo-Hatta pun tak mau kalah dan melakukan hal sama. Pasangan capres nomor urut 1 itu mendeklrasikan kemenangannya pada Pilpres sesuai hasil penghitungan quick count lembaga surveinya.
Keduanya saling mengklaim kemenangan pada Pilpres 2014. Namun Rabu malam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memanggil kedua pasangan capres ke kediamanya di Puri Cikeas, Bogor. SBY meminta keduanya untuk tetap tenang dan menunggu hasil resmi penghitungan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Masyarakat pun merasa dibingungkan dengan keadaan tersebut. Sejumlah pihak meminta para lembaga survei untuk diaudit, guna membuktikan kredibilitas masing-masing.
Manipulasi Hasil Quick Count Dinilai untuk Ciptakan Legitimasi
Djayadi menuturkan, proses penghitungan suara di Indoensia membutuhkan proses panjang, sehingga rentan kecurangan.
diperbarui 11 Jul 2014, 03:27 WIBDiterbitkan 11 Jul 2014, 03:27 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Sukseskan MotoGP Mandalika 2024, BRI Sediakan Fasilitas Transaksi Non Tunai di Setiap Tentant UMKM
Berdayakan UMKM, BRI Turut Berpartisipasi di Lombok Sumbawa Nusantara Fair 2024
VIDEO: Kereta Peluru Pertama di Jepang Rayakan Ulang Tahun ke-60
Jalan-Jalan itu Termasuk Ibadahnya Para Nabi? Ini Penjelasan Gus Baha
6 Potret Bella dan Chiki Fawzi Bareng Marissa Haque, Ungkap Keinginan yang Belum Terwujud
Dihadiri Presiden Joko Widodo, Peparnas 2024 Bakal Dibuka pada 6 Oktober 2024
Pengadilan AS Buka Lagi Kasus Dugaan Pencurian Kripto USD 24 Juta Libatkan Perusahaan Telekomunikasi
Jokowi Segera Kirim 10 Nama Capim dan Cadewas KPK ke DPR: Tunggu Administrasi Selesai di Setneg
5 Makanan dan Minuman Ini Bisa Sebabkan Vertigo Bila Dikonsumsi Berlebihan
Hasil MotoGP Jepang 2024: Francesco Bagnaia Juara Lagi, Marc Marquez Finis Ketiga
Prancis Tangguhkan Pengiriman Senjata ke Israel, Benjamin Netanyahu: Kami Akan Tanpa Bantuan Mereka
Top 3 Tekno: Indonesia Negara Pertama di ASEAN Selesaikan Penilaian AI dari UNESCO hingga Akses iCloud di Android