Gembong Narkoba Freddy Budiman Danai ISIS Indonesia?

Transaksi menggunakan narkoba untuk aksi terorisme sudah terjadi di negeri ini.

oleh Yanuar H diperbarui 23 Mar 2016, 18:11 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2016, 18:11 WIB
Freddy Budiman
Tiba di Lapangan Terbang Pondok Cabe, Tangerang, Freddy Budiman langsung dibawa ke Direktorat IV Narkoba Bareskrim Polri.

Liputan6.com, Yogyakarta - Penggunaan narkoba sebagai alat untuk mengumpulkan dana operasi aksi terorisme atau biasa di sebut Narkoterorisme, ternyata banyak terjadi di Indonesia.

"Transaksi menggunakan narkoba untuk aksi terorisme sudah terjadi di negeri ini. Teroris menggunakan narkoba untuk rencana membubarkan dan menghancurkan suatu negara," ujar Kepala BNN Provinsi DIY Soetarmono di Bale Cepoko Kompleks Kepatihan Yogya, Rabu (23/3/2016).

Ia mencontohkan, salah satu contoh yang sedang didalami BNN adalah kaitan gembong narkoba Fredy Budiman yang mendanai kelompok terorisme ISIS Indonesia.

"Bisa saja jika Fredy memang menjual narkoba untuk mendanai ISIS. Karena itu, kita akan segerakan eksekusi hukuman matinya," ujar Soetarmono.

Menurut Soetarmono, narkoterorisme memang bertujuan meruntuhkan suatu negara seperti Indonesia. Saat ini, seluruh elemen masyarakat sudah terdampak narkoba mulai dari dokter, direktur bank, bupati hingga anggota dewan.

Khusus di Yogya, sesuai hasil survei BNN dan Universitas Indonesia, Kota Pelajar itu kini menempati ranking 8 pengguna narkoba terbanyak di Indonesia 2015.

Maka itu, ia berharap masyarakat dapat mematahkan peredaran dan penggunaan narkoba di kalangan generasi muda seperti mahasiswa. Daerah itu sudah menjadi ladang yang basah bagi peredaran narkoba karena banyaknya jumlah mahasiswa di Kota Gudeg.

"Saya dapat arahan dari Gubernur untuk memantau mahasiswa di sini. Karena Yogya sudah merupakan pasar sendiri dalam peredaran narkoba," pungkas Soetarmono.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya