Waspada Konflik Laut China Selatan, Pesawat Tempur Siaga Penuh

Pesawat tempur yang disiagakan berasal dari Lanud Roemin, Pekanbaru, Riau.

oleh M Syukur diperbarui 22 Mar 2016, 21:08 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2016, 21:08 WIB
Natuna

Liputan6.com, Pekanbaru - Seluruh pesawat tempur yang ada di Lapangan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru bersiaga menyikapi gesekan di Laut China Selatan yang berbatasan langsung dengan Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

Komandan Lanud RSN Pekanbaru Marsma Hendri Alfiandi menyatakan, pihaknya 100 persen siap mengawal kedaulatan NKRI apabila Tiongkok benar-benar mengerahkan pesawat tempur.

"Kita pasti mendapatkan perintah ke sana untuk mengamankan dan siaga 100 persen," tegas Hendri di Pekanbaru, Selasa (22/3/2016).

Hendri menyatakan, semua pesawat di Lanud Roemin, baik Hawk ataupun F-16 mampu mencapai kawasan perbatasan laut di Natuna. "Tetapi, penugasan tergantung Pangop (panglima operasi) TNI AU," ucap dia.

Hendri menyebutkan, Lanud Roesmin mempunyai tiga skuadron udara. Satu di antaranya skuadron teknik dengan kekuatan Pesawat Hawk dan F-16.

Pihaknya juga tengah memetakan kawasan dengan mengawasi kawasan perbatasan secara rutin. Pesawat, lanjut Hendri, sudah mondar-mandir hingga ke perbatasan Selat Melaka.

"Saat ini pesawat tempur juga melakukan pemantauan rutin kawasan perbatasan selat Malaka," ujar dia.

Menurut Hendri, aksi yang dilakukan Tiongkok di kawasan perbatasan Natuna, dan Laut China Selatan belum merupakan bentuk provokasi militer China.

"Kalu provokasi belum. Ini nelayan (melakukan) upaya diplomasi. Saya kira juga China demikian. Kalau provokasi itu ada armada yang standby di sana," Hendri menegaskan.

Kendati demikian, Lanud RSN Pekanbaru secara keseluruhan siap jika dihadapkan dengan situasi terburuk untuk mengamankan teritorial Indonesia.

Situasi Laut China Selatan kembali memanas pasca-penangkapan kapal nelayan Tiongkok di wilayah perairan Natuna akhir pekan lalu. Aksi mereka diduga dilindungi aparat Tiongkok yang menyerang kapal patroli milik aparat Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia.

Insiden itu membuat berang Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Menteri Luar Negeri langsung melayangkan protes kepada Kedutaan Besar China. Peringatan itu untuk tidak mengganggu kedaulatan NKRI.

Atas insiden tersebut, penjagaan kawasan perbatasan tetap dilakukan oleh TNI, termasuk Lanud Roesmin Nurjadin (RSN) Pekanbaru.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya