Liputan6.com, Semarang - Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryati Rahayu gerah dengan perilaku para pegawai negeri sipil (PNS) yang sering nongkrong di kantin. Ia mulai sering merazia kantin di lingkungan Balai Kota Semarang saat jam kerja berlangsung.
Puluhan PNS yang biasa nongkrong berhasil terjaring dalam razia itu. Rata-rata mereka mengungkapkan alasan senada, yakni mereka belum sempat sarapan. Namun, perempuan yang akrab disapa Mbak Ita itu tidak menerima alasan tersebut.
"Kalau bilang belum sarapan, ya bawa bekal. Masak jam sepuluh siang sarapan, jam sebelas siang sarapan, trus jam dua belas makan siang. Kapan melayani masyarakat?" kata mbak Ita kepada Liputan6.com, Selasa (19/4/2016).
Mbak Ita mengaku masih belum bisa menerima ritme kerja PNS yang seenaknya sendiri. Wakil wali kota perempuan pertama di Semarang itu mengaku sering menemukan kantin-kantin dipenuhi para PNS.
"Masa sejak sebelum jam 07.00 sampai hampir tengah hari, mereka masih saja di situ. Aneh kan?" kata dia lagi.
Baca Juga
Mbak Ita mengaku ia sering juga tidak sempat sarapan. Namun, ia selalu membawa bekal untuk menyiasati keadaan. Seperti terlihat Selasa (19/4/2016) pagi ini, ia membawa pecel dan kerupuk.
Tanpa merepotkan stafnya, ia membuka bekal di ruang kerjanya. Mulutnya mengunyah sembari membuka laptop dan mengevaluasi kinerja bawahannya.
"Nggak harus mbolos di kantin kan? Mosok TPP sudah dinaikkan, tunjangan lain juga ada, belum lagi honor jika ada kegiatan, kok malah gitu. Memang nggak semua, hanya sebagian kecil tapi kalau dibiarkan itu akan menular," kata Mbak Ita.
Ia mengatakan setiap pejabat harus siap melapor secara online. Karena itu, ia rajin meminta laporan dari para kepala dinas.
"Siapapun kepala SKPD, harus siap melapor posisinya secara online. Tak bisa lagi sekarang mengaku tugas luar, namun ternyata hanya shopping," kata Mbak Ita.
Tradisi sarapan dengan membawa bekal dari rumah ini mulai menular ke staf-staf di ruangannya. Tradisi itu diharapkan kinerja PNS akan meningkat dalam melayani publik.