Bocah Penghadang Motor Tak Butuh Hadiah Uang, tapi...

Daffa Farros Oktoviarto, bocah penghadang motor di trotoar, sebenarnya tak pernah berpikir aksinya akan berbuah hadiah.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 19 Apr 2016, 19:06 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2016, 19:06 WIB
Daffa si Pengadang Motor
Daffa menolak diberi uang.

Liputan6.com, Semarang - Daffa Farros Oktoviarto berani menegakkan aturan dengan menghadang puluhan sepeda motor yang memanfaatkan trotoar untuk berjalan.

Keberanian bocah berusia 9 tahun itu memperoleh apresiasi berupa uang dari pihak sekolah maupun pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah. Namun, bocah ini menolak.

Justru karena tak pernah berprestasi dan tidak pernah mendapat piala, ia sangat ingin mendapat hadiah berupa trofi. Daffa sebenarnya tak pernah berpikir aksinya akan menuai hadiah.

Pihak SD Kalibanteng Kidul 01 berinisiatif memberikan hadiah karena Daffa menunjukkan hal positif terkait tata tertib meskipun yang dilakukannya masih butuh bimbingan.

Menurut Kepala SD Kalibanteng Kidul 01 Enny Anggorowati, penolakan Daffa dilakukan langsung. Tidak melalui orang lain atau berganti hari.

"Dia mintanya piala, padahal mau diberi sepeda, diberi uang, tapi tidak mau. Dia minta piala, katanya karena belum pernah dapat piala," ucap Enny di Semarang, Selasa (19/4/2016).

Mengapa Daffa ingin piala? Ternyata, ia melihat teman-temannya ada yang menerima piala saat upacara. Atas hal ini, sekolah akan memenuhinya dan akan memberikan piala.

"Pas upacara Hari Kartini, piala itu akan diberikan," kata Enny.

Sementara itu, saat ditemui di sekolahnya, Daffa sangat kelihatan kalau masih anak-anak. Ia sangat susah difoto karena sibuk lari mondar-mandir dengan temannya.

Enny Anggorowati mengatakan Daffa memang sudah cukup dikenal bahkan sebelum fotonya tersebar di media sosial. Daffa dikenal hiperaktif, namun tetap dalam batas normal.

"Anaknya hiperaktif, (namun) marah-marahnya masih wajar. Tapi pernah waktu kelas 1 sampai gurunya tidak bisa menangkap karena lari ke sana, ke sini," tutur Enny.

Sifat emosional Daffa itu kerap dilampiaskan jika melihat sesuatu yang salah. Seperti ketika seorang teman membuang sampah sembarangan, dia bakal marah-marah dan menyuruh membuang sampah di tempatnya.

"Kalau dia lihat temannya buang sampah sembarangan dimarahin. Kalau menemukan barang dia serahkan ke guru. Dia jiwa sosialnya tinggi. Pernah dia lagi belajar kesenggol, marah-marah, meja ditendangi. Dia tidak menendang temannya, kecuali ada yang memukulnya dulu," kata Enny.

Bocah ini tak kenal takut menghadang motor-motor yang naik trotoar (istimewa)

Pelajaran mengenai tata tertib dan sosial sejak kelas 1 SD ternyata masih diingat bocah kritis itu. Daffa berusaha menegakkan tata tertib dengan caranya sendiri. Salah satunya mengadang pemotor bandel yang nekat menyerobot trotoar atau jalur pejalan kaki.

Daffa adalah bocah berusia 9 tahun. Ia berkali-kali menghentikan sepeda motor yang lewat di trotoar dengan cara menyilangkan sepedanya. Hingga Jumat 15 April 2016, aksi Daffa sempat difoto dan direkam oleh pengguna jalan dan menyebar di media sosial.

Netizen ternyata memuji aksi bocah penghadang sepeda motor itu dan banyak komentar positif mengalir. Aksi itu terjadi di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Semarang, yang berjarak hanya 100 meter dari rumahnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya