Liputan6.com, Semarang - Seorang bocah SD berumur 9 tahun melakukan aksi heroik. Ia menghentikan paksa seorang pengendara sepeda motor yang nekad berjalan di trotoar. Bocah SD itu menghalanginya dengan cara melintangkan sepedanya di depan sepeda motor.
Aksi heroik itu sempat difoto dan diunggah melalui akun Facebook Ronald Kusuma. Peristiwa heroik itu terjadi di sebuah trotoar Jalan Sudirman, Kalibanteng, Semarang, pada Jumat, 15 April 2016.
Saat mengunggah fotonya, Ronald Kusuma menuliskan status pujian.
"Ini keren banget anak kecil di Semarang, dia berantem sama pengendara sepeda motor yang naik ke trotoar saat terjadi kemacetan parah di Jalan Sudirman Kalibanteng SMG si anak tetap ga mau kasih jalan buat motor, dan akhirnya setelah ribut2 kecil si pengendara motor akhirnya mundur."
Dari foto inilah viral bermula. Berbagai komentar pujian mengalir. Seperti ditulis akun Hery Gunawan yang mencela kelakuan pengendara sepeda motor itu.
"Itu bukan biker. Kalo biker ada box nya. KLO ngga disampingnya ya di belakang. hahahahahaha," Hery Gunawan menulis di komentar.
Menghadang 40 Motor Lebih
Siapakah bocah itu?
Ternyata ia seorang siswa di SD Kalibanteng Kidul 01 dan duduk di kelas 4A. Namanya Daffa Farros Oktoviarto (9). Ia bocah aktif yang sangat kritis. Sehari-hari ia tinggal di Gisikdrono, tepatnya di belokan Kalibanteng menuju Jalan Pamularsih dari Jalan Jenderal Sudirman.
Sehari-hari Daffa bermain-main di sekitar rumahnya. Anaknya terbuka dan dengan bangga ia menunjukkan sehelai kaus bermotif garis seperti pada foto yang tersebar.
"Saya pakai ini waktu itu," kata Daffa sambil menunjukkan kausnya.
Baca Juga
Aksi heroik Daffa yang menghebohkan media sosial dan mendapat respons serta dukungan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi ini ternyata bukan pertama kali. Ia mengaku sudah beberapa kali menghentikan para pelanggar jalur pejalan kaki. Hal itu dilakukan sejak awal tahun 2016 ini.
"Sudah beberapa kali (menghadang motor di trotoar). Mungkin sudah 40-an motor, lebih," kata Daffa.
Apa yang memantik Daffa berani menghentikan sepeda motor yang menginvasi ruang pejalan kaki?
Ada beberapa sebab. Salah satunya, ia pernah tertabrak motor yang ada melaju di trotoar sehingga muncul perasaan jengkel.
"Kan, memang motor lewat trotoar enggak boleh. Saya lihat (larangannya) di TV sama spanduk di jalan," kata Daffa.
Daffa memang hobi menonton televisi, termasuk tayangan berita, sehingga ia sangat kritis. Dengan pengertiannya itu, maka ia seorang diri nekat menegakkan hak pejalan kaki di trotoar. Biasanya Daffa beraksi pada jam sibuk, sekitar jam 15.00 ketika jalan di dekat rumahnya mulai ramai.
"Ya sekitar jam 15.00, kadang sampai sore sekali. Saya sendirian, kadang dibantu kakak, namanya Enrico," kata bocah kelahiran 24 Oktober 2007 itu.
Daffa mengaku tak pernah takut dengan orang dewasa yang melanggar aturan.
"Ya, kan bener, kan? Motor enggak boleh lewat trotoar, jadi enggak takut," kata Daffa.
Secara khusus Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi memberi tanggapan di akun Instagramnya.
"Joss" tulis Hendi.
Advertisement