Abah Jani, Maestro Pembuat Wayang Golek dari Purwakarta

Abah Jani kembali dari Bali untuk melengkapi koleksi museum wayang di Purwakarta.

oleh Abramena diperbarui 23 Jun 2016, 00:30 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2016, 00:30 WIB
Abah Jani Purwakarta
Abah Jani kembali dari Bali untuk melengkapi koleksi museum wayang di Purwakarta.

Liputan6.com, Purwakarta - Jani, lelaki 54 tahun, warga Sukatani, Purwakarta, Jawa Barat, adalah sedikit perajin wayang golek tersisa. Abah Jani, demikian ia biasa disapa, punya peran penting dibalik kondangnya seniman pesohor seperti dalang Asep Sunandar Sunarya.

"Terakhir kali Abah membuat wayang untuk dalang di Jawa Barat yaitu untuk dalang Asep Sunandar Sunarya," kata Abah Jani di Pendopo Maya Datar Purwakarta, Senin 20 Juni 2016.

Kerajinan membuat Wayang Golek telah dia geluti sejak masih masa kanak - kanan. Atas ketelatenannya membuat nama Abah Jani dikenal dan membawanya berkarya hingga ke museum Taman Nusa Gianyar Bali.

Abah Jani yang baru sepekan pulang kampung ke Purwakarta menceritakan perjalanannya dalam membuat Wayang Golek. Diawali pada masa kecil jika keahliannya dilatar belakangi keinginannya untuk memiliki Wayang Golek, lantaran setiap meminta selalu ditolak sang kakek untuk membuatkannya.

"Saat kecil, Abah sempat meminta wayang golek Si Cepot kepada kakek Abah. tetapi tidak pernah diteduni malah disuruh membuat sendiri," ujar Abah Jani.

Jani kecil yang kuat dalam keinginannya untuk bisa membuat wayang golek kemudian ke daerah Bogor, untuk berguru dan menggali ilmu tentang pewayangan.

"Nah sekitar akhir tahun 1980 Abah bertemu dengan Dalang Ahim, seorang dalang sepuh dan kepadanya Abah belajar belajar lebih banyak tentang wayang," tutur Abah Jani.

Jani yang berhasil membuat tokoh pewayangan akhirnya dipercaya dalang wayang golek sepuh saat itu, yaitu Dalang Ahim. Setiap pertunjukan yang dilakukan wayang yang digunakan adalah hasil karya dari Jani.

"Alhamdulillah setelah lama belajar, akhirnya Abah dipercaya membuat tokoh-tokoh wayang dari kayu untuk digunakan dalam pertunjukan Dalang Ahim," kenang Abah Jani.

Setelah lama melakoni perjalanan menjadi seniman perajin wayang, akhirnya mengantarkan Abah Jani  ke Taman Nusa Gianyar Bali. Di sana dia diminta untuk membuat wayang golek untuk dipamerkan di etalase-etalase Taman dan dipamerkan saat ada event tertentu.

"Tiga tahun Abah ada di Bali, kerjanya sama bikin wayang golek. Di sana sering ada festival, wayang buatan Abah pun ikut dipamerkan," ujar Abah Jani.
 
Abah Jani kembali ke Purwakarta setelah dipanggil bekerja oleh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. Abah Jani ditugaskan untuk membuat wayang golek yang akan dipamerkan di Museum Wayang Purwakarta.

Panggilan ini pun disambut antusias oleh Abah Jani, selain dia merasa rindu kampung halaman, dia pun mengaku merasa diapresiasi di daerah sendiri.

Setelah usianya kini tak lagi muda, Jani mengaku dia merasa kebingungan dan sedih sekaligus prihatin atas generasi muda saat ini yang kurang peduli terhadap pelestarian khazanah kebudayaan wayang. Dia tidak habis pikir mengapa anak muda lebih tertarik pada budaya henodis dan kosmopolit dibanding budaya tradisional.

"Sulit sekali Abah temukan anak muda yang mau belajar wayang, mereka lebih senang ngongkrong gak karuan dibanding belajar budaya bangsanya sendiri," ujar Abah Jani menutup perbincangan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya