Liputan6.com, Purwakarta - Seorang ibu akan menempuh segala cara demi si buah hati. Ini yang dilakukan Ina (29 tahun), warga Purwakarta ketika anaknya tertahan di rumah sakit setempat karena masalah biaya. Ina nekat malam-malam menghubungi bupati.
Kisahnya berawal sejak Muhammad Nabil (2,5) anak pasangan Ruli (30) dan Ina warga Kampung Cihideung, Desa Mulyamekar, Kecamatan Babakan Cikao, Purwakarta ditahan oleh salah satu rumah sakit di Purwakarta. Sebabnya pembayaran biaya rumah sakit atas penanganan penyakit demam yang diderita oleh Nabil belum bisa dipenuhi.
Menurut Ina, anaknya sudah delapan hari dirawat di rumah sakit swasta tersebut. Memiliki suami yang menjadi korban PHK mengharuskan dia memakai fasilitas JAMKESDA atau Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah. Akibat JAMKESDA tersebut tidak bisa mengcover seluruh biaya perawatan yang mencapai total Rp9,5 juta, Ia diharuskan oleh pihak Rumah Sakit agar membayar sisa pembayaran yakni Rp5,5 juta.
Baca Juga
“Jamkesda hanya bisa sampai Rp 4 juta kata pihak rumah sakit, jadi untuk bisa membawa anak saya pulang maka saya harus membayar dulu Rp5,5 juta," kata Ina di Purwakarta, Jumat (8/7).
Bingung membayar sisa biaya pengobatan, ditambah tidak ada kelonggaran waktu yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Asri, Ina akhirnya memberanikan diri untuk minta bantuan bupati Purwakarta, melalui mengirim pesan singkat ke SMS Center Bupati Purwakarta 08121297775.
“Saya bingung, tidak ada toleransi sama sekali dari pihak rumah rakit, padahal rumah saya cuma 200 meter dari rumah sakit. Akhirnya, sekitar jam 23.00 WIB saya memberanikan diri untuk kirim SMS ke SMS Center dan langsung direspon. Anak saya sudah bisa pulang karena sisa biaya telah dibayarkan," ucap Ina.
Dikonfirmasi terpisah, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi membenarkan kejadian yang terjadi Kamis malam tadi tersebut. Menjelang tengah malam dirinya menerima SMS keluhan dari seorang orang tua pasien. Setelah dilakukan pengecekan oleh stafnya, bupati membayarkan sejumlah uang sisa biaya pengobatan.
“Ini bukan kejadian kali pertama. Malah pernah saat itu seorang nenek datang ke rumah dinas sambil menangis karena cucunya tidak bisa pulang, ditahan rumah sakit karena harus membayar lebih dulu biaya pengobatan sebesar Rp12 juta," kata Dedi.
Dia berharap agar seluruh Rumah Sakit di Purwakarta tidak memiliki kebiasaan menahan pasien karena masalah pembayaran. Sebab justru dengan ditahan biaya malah akan semakin membengkak.
Seharusnya pasien dibiarkan pulang terlebih dahulu setelah kondisinya benar-benar fit. Menurut dia soal pembiayaan dapat diselesaikan belakangan. “Intinya pemerintah daerah siap membantu kesulitan warganya," kata dia.