Cerita Ujang Jualan Bendera Sambil Keliling Indonesia

Pria kelahiran 1971 itu mengaku berjualan bendera sambil keliling negeri merupakan hobinya yang dilakoni setiap tahun.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 07 Agu 2016, 06:02 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2016, 06:02 WIB
penjual bendera
(Raden AMP/Liputan6.com)

Liputan6.com, Pontianak - Ujang Lukman berkeliling Indonesia untuk menjual bendera. Sejumlah pulau sudah didatangi untuk berjualan bendera musiman jelang Hari Kemerdekaan 17 Agustus.

Pria kelahiran 1971 itu mengaku berjualan bendera sambil keliling negeri merupakan hobinya yang dilakoni setiap tahun. Meskipun dia harus meninggalkan pekerjaannya sebagai tukang servis kursi di Bandung, Jawa Barat.

‎"Saya keliling ke Jateng, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera. Jualan bendera ini sejak tahun 2003," tutur Ujang, Jumat 5 Agustus 2016 saat dijumpai tengah berjualan di ruas Jalan Adi Sucipto, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

(Raden AMP/Liputan6.com)

Setiap jualan, dia selalu ditemani istrinya, A’i. Hal ini untuk meminimalkan pengeluaran uang makan. Sebab, istrinyalah yang selalu memasak di rumah kontrakan mereka.

‎Sudah dua tahun ini, Ujang mencoba berjualan bendera keliling di Kota Pontianak. "Tahun 2015 dan tahun 2016 ini jualan di sini (Pontianak)," ucap Ujang.

Ujang memajang bendera-benderanya di ruas jalan utama di Kota Pontianak. Ia bersama istrinya bernama sabar menunggu pembeli. Mereka berbagi tugas, Ujang mengawasi, sang istri melayani pembeli.

Kekompakan pasangan suami-istri ini menyita perhatian warga. Keduanya berjualan bendera sejak matahari terbit hingga terbenam‎. Saat azan memanggil, mereka secara bergantian menunaikan ibadah salat. Senyum ramah terpancar pada siapa saja.

Dalam sehari, puluhan jenis bendera laku terjual. Ujang bersyukur. Karena sang istri selalu gigih menemaninya berjualan bendera keliling. "Kemana pun, suami pergi jualan bendera, saya ikut. Ini pengabdian saya pada suami," tutur Ai, sang istri.

(Raden AMP/Liputan6.com)

Menurut Ujang, penghasilan menjual bendera di Pontianak maupun di Pulau Jawa sebenarnya sama saja. Meskipun omzet di Jawa diakuinya lebih tinggi.

"Jateng, dan Jatim, omzetnya tinggi di sana. Tapi, yang jual banyak. Di Pontianak yang jualan bendera sedikit," ujar dia.

Jika di Pontianak omset Rp 7 juta, di Jateng dan Jatim bisa mencapai Rp 7,5 juta. Akan tetapi, persaingan penjual di sana sudah banyak. Maka dari itu, selama dua tahun ini, ia datang ke Pontianak.

"Keuntungannya selama jualan Rp 7 juta. Ini barangnya punya bos di Dusun Babakan Sari, Desa Cicapar, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ada juga yang beli banyak bendera yang ukurannya besar," kata dia.

‎Bendera yang dijualnya dibuat di Dusun Babakan Sari, Desa Cicapar, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dari desa itulah, bendera ini menyebar hingga pelosok negeri dijual.

"Ada enam kampung di sana, memproduksi bendera. Makanya, di Leles disebut kampung bendera. Karena di sana kan orang-orangnya buat bendera, umbul-umbul."

Bendera yang dijual, tentunya bervariasi. Ada bendera kecil untuk motor yang dihargai Rp 5 ribu, bendera tempel untuk mobil Rp 10 ribu, bendera 1,5 meter Rp 45 ribu, bendera ukuran 1X80 cm Rp 60 ribu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya