Liputan6.com, Pontianak - Pontianak, Kalimantan Barat hari ini berkabung. Pemerintah dan masyarakat Pontianak memperingati Hari Berkabung Daerah (HBD) untuk mengenang peristiwa Mandor Berdarah.
Ini adalah peristiwa pembantaian sekitar 21.037 masyarakat Kalbar oleh tentara Jepang pada 72 tahun silam atau tanggal 28 Juni 1944.
"Peringatan HBD atau peristiwa Mandor berdarah tidak hanya dilakukan seremonial saja, melainkan dimaknai dalam bentuk membangun Kota Pontianak dan Kalbar dengan semangat perjuangan para pahlawan kita," kata Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, saat memimpin upacara peringatan HBD di Pontianak, Kalbar, Selasa (28/6/2016).
Ia juga mengajak masyarakat Kota Pontianak untuk bersama-sama meneladani perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan. Caranya bersama-sama membangun Kota Pontianak dengan tetap menjunjung nilai-nilai persatuan dan kesatuan.
"Meskipun Kota Pontianak penduduknya heterogen, tetapi kita bisa hidup berdampingan dan saling toleransi. Saya berharap kita semua tetap menjaga suasana kondusif yang telah terjaga selama ini," ujar dia seperti dilansir Antara.
Selain itu, Edi juga mengajak masyarakat agar terus memupuk rasa nasionalisme demi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Serta menjunjung tinggi semangat kepahlawanan dalam melaksanakan dan menyukseskan pembangunan di Pontianak.
"Dengan tidak memandang perbedaan suku, agama, ras dan golongan, sehingga nantinya masyarakat Kota Pontianak dapat menjadi masyarakat yang unggul dan maju dalam segala aspek," tutur dia.
Banyak korban gugur di tangan penjajah Jepang pada peristiwa Mandor, mulai dari kaum cendekia, para raja, sultan, dan tokoh masyarakat yang dianggap berpengaruh hingga masyarakat biasa, serta dari berbagai etnis dan agama.
"Oleh karena itu, sudah sepatutnya nilai-nilai persatuan dalam perjuangan dari para pahlawan tersebut dapat kita teladani bersama," kata Edi.
Peristiwa Mandor adalah sebuah sejarah masa kelam yang pernah terjadi di Kalbar. Peristiwa itu terjadi pada tahun 1943 sampai 1944 di daerah Mandor Kabupaten Landak.
Sejarah mencatat, sekitar 21.037 orang jadi korban pembantaian tentara Jepang. Namun versi Jepang menyebutkan korban pembantaian sekitar 1.000 orang.
Mandor Berdarah adalah wujud perlawanan terhadap Jepang yang saat itu ingin menguasai kekayaan alam Kalimantan Barat. Peristiwa Mandor tersebut ditetapkan sebagai Hari Berkabung Daerah melalui Peraturan Daerah No. 5/2007 yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi Kalbar.
Mengenang Hari Paling Berdarah di Pontianak
Hari ini, 72 tahun silam, peristiwa pembantaian sekitar 21.037 masyarakat Kalbar oleh tentara Jepang terjadi.
diperbarui 28 Jun 2016, 18:45 WIBDiterbitkan 28 Jun 2016, 18:45 WIB
PM Jepang, Shinzo Abe saat berdoa di Taman Makam Pahlawan, Jakarta, Rabu (22/4/2015). PM Abe berdoa untuk Eto Sichio, warga Jepang yang membantu perjuangan rakyat Indonesia saat perang kemerdekaan. (Liputan6.com/Yoppy Renato)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Harga Minyak Anjlok 3% Pekan Ini
GATF 2024 Digelar 3 Hari di Jakarta, Benarkah Harga Promo Tiket Pesawatnya Menjanjikan?
Cara Menghilangkan Lendir di Tenggorokan: Panduan Lengkap dan Efektif
Infografis Peta Politik dan Parpol Pemenang di 9 Provinsi Barometer Pilkada Serentak 2024
Kala Putin Akui Trump Cerdas dan Solutif
Leukemia Adalah Kanker Darah: Pahami Gejala, Penyebab, dan Penanganannya
Linkin Park Bakal Gelar Konser Tur di Jakarta 2025, Jadwal Penjualan Tiket Dibagi 3 Sesi
Wall Street Perkasa, Dow Jones Melonjak 200 Poin dan S&P 500 Cetak Rekor
AMI Awards 2024 Perayaan Musik Generasi Baru dengan 62 Kategori Penghargaan
Simak Kumpulan Hoaks Catut Nama Kementan, Jangan Mudah Percaya
Liverpool Siapkan Tawaran Besar untuk Incaran Lama Manchester United
Indonesia Darurat Melawan Judi Online, Perang Besar Harus Dilakukan Segenap Masyarakat