100 Hektare Lahan Kalteng Hangus Terbakar Agustus Ini

Kotawaringin Barat, Kalteng, bahkan meningkatkan statusnya dari siaga bencana menjadi darurat kebakaran hutan dan lahan.

oleh Rajana K diperbarui 20 Agu 2016, 17:25 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2016, 17:25 WIB
20150912-TNI Bantu Padamkan Kebakaran Lahan di Sumatera
Ilustrasi kebakaran hutan.

Liputan6.com, Palangkaraya - Ancaman kebakaran hutan dan lahan selama musim kemarau ini terus menghantui Kalimantan Tengah (Kalteng). Total luas hutan dan lahan yang sudah terbakar pada Agustus 2016 ini saja sudah mencapai 100 hektare lebih.

Kondisi ini merupakan ancaman serius bagi beberapa kabupaten. Bahkan, Kabupaten Kotawaringin Barat sudah meningkatkan statusnya dari siaga bencana kebakaran hutan dan lahan menjadi tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan akibat bertambah banyaknya kebakaran hutan dan lahan di daerah tersebut.
 
"Seratus hektare hutan dan lahan yang terbakar itu berada hampir di seluruh kabupaten/kota di Kalteng, namun yang terbanyak di Kabupaten Kotawaringin Barat," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalteng Brigong Tom Moenandaz, Jumat sore, 19 Agustus 2016.

Saat ini, tutur Brigong, ada dua helikopter yang ditempatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membantu memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang sukar dipadamkan oleh petugas darat karena cakupan kebakaran luas.

Meski begitu, ia meminta agar masing-masing pemkab di Kalteng rutin berpatroli darat. "Kabupaten yang rentan kebakaran hutan dan lahan, yaitu di Kabupaten Pulang Pisau, Barito Selatan, Kota Palangkaraya dan Kapuas. Kondisi ini karena  karena lahan gambut disana sudah mulai kering," kata dia.

Saat ini, sejumlah organisasi non-pemerintah (NGO) sudah memberi pelatihan, bantuan alat pemadaman dan sumur bor, serta pendampingan mengenai cara pemadaman api kepada masyakarat yang daerahnya sering terjadi kebakaran.

Contohnya yang dilakukan oleh Badan Restorasi Gambut (BRG). Mereka melatih sekitar 100 warga di Kapaten Pulang Pisau cara memadamkan api.

Hal yang sama dilakukan oleh UNDP. Salah satu badan PBB itu dengan bekerja sama Manggala Agni Dinas Kehutanan Kateng telah melatih 120 warga pedalaman Palangkaraya, Pulang Pisau dan Kapuas. Bahkan, mereka juga diberi dan diajari menggunakan Global Positioning System (GPS) agar mengetahui dengan akurat daerah yang terbakar.

Data Stasiun BMKG H Asan Sampit menyebutkan pada 18 Agustus ditemukan 31 titik panas yang tersebar di 10 kabupaten, yakni Kabupaten Seruyan, Barito Selatan, Barito Utara, Gunung Mas, Kapuas, Katingan, Kotawaringin Barat, Lamandau, Pulang Pisau dan Sukamara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya