Liputan6.com, Hulu Sungai Tengah - Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan, berharap pemerintah membongkar patung burung enggang di Simpang Tiga jalan Murakata Barabai. Pertimbangannya, patung itu dinilai tidak membawa manfaat.
Pengasuh pondok pesantren di Kecamatan Hantakan H. M. Arsyad mengungkapkan, patung burung enggang sama-sekali tidak bermakna dan tidak ada hubungannnya dengan ciri khas kabupaten HST.
"Kalau boleh kami mengusulkan patung burung enggang tersebut, diganti dengan patung kitab dan bola dunia. Kitab bermakna HST kota santri dan bola dunia artinya mendunia," katanya di Barabai, Kamis (8/9/2016), dilansir Antara.
Advertisement
Abdurrahman juga mengusulkan agar di gerbang memasuki Kota Barabai tersebut dibuat tulisan "HST Bumi Bersalawat". Hal tersebut lebih sesuai dengan kebiasaan orang Barabai yang suka bersalawat kepada nabi Muhammad SAW.
"Untuk kepanjangan dari kata bersalawat, itu nantinya bisa dicari kata-kata yang memang benar-benar mencerminkan masyarakat Kota Barabai," kata dia.
Mewujudkan Kabupaten HST Bersyalawat, kata dia, para ulama berencana menggelar pembacaan maulid habsyi se-Kabupaten HST seminggu ataupun sebulan sekali, dengan harapan, melalui sholawat tesebut, "Banua" (daerah) ini akan lebih berkah dan lebih maju.
Keinginan para ulama tersebut, telah disampaikan langsung kepada Bupati HST Abdul Latif beberapa waktu lalu, saat bersilaturahmi dan berdialog antara ulama dengan Bupati dan Wakil Bupati daerah tersebut.
Menanggapi hal itu, Bupati Latif menyampaikan, sekarang ini pemerintah kabupaten masih melakukan pembenahan secara internal di pemerintahan, baik itu masalah anggaran daerah maupun rencana penempatan pejabat.
Baca Juga
"Saya juga sudah lama ingin 'menyembelih' burung enggang tersebut, mudah-mudahan tahun 2017 kita dapat bersama-sama mengkaji dan mengganti burung enggang itu, misalnya dengan patung apam dan sebelahnya kitab yang memang benar-benar sesuai dengan kabupaten kita," katanya.
Hulu Sungai Tengah, merupakan salah satu kabupaten yang dikenal sebagai daerah yang agamis, perayaan-perayaan keagamaan, selalu diperingati dengan sangat meriah.
Bahkan pada saat Maulid, selama satu bulan penuh seluruh masyarakat daerah tersebut merayakannya dengan penuh suka cita, dengan saling berkunjung, dan salawat terdengar hampir di setiap rumah warga.
Ajang ini terus dijaga, bahkan menjadi salah satu daya tarik wisata di daerah tersebut, beberapa warga dari luar daerah banyak berkunjung untuk ikut menikmati kemeriahan Maulid Nabi di Barabai.