3 Langkah Ridwan Kamil Atasi Banjir di Gedebage

Pemerintah Kota Bandung tidak pernah tinggal diam dalam mengatasi permasalahan yang ada, khususnya tentang banjir.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Okt 2016, 16:17 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2016, 16:17 WIB
20160523-Ridwan Kamil-IA
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil saat memeriahkan HUT Liputan 6 di Senayan City, Jakarta, Senin (23/5). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Bandung - Wali Kota Bandung M Ridwan Kamil mengungkapkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah menyiapkan tiga langkah guna mengatasi banjir di kawasan Gedebage.

"Pertama itu, Tol Air kita tambah, lalu kita akan menyodet sungai, proyeknya sudah dilakukan. Dan yang ketiga ada danau sebagai upaya jangka panjang, tapi kan mahal sedang pembebasan lahannya," kata Wali Kota Bandung, Minggu (30/10/2016), seperti dikutip dari Antara

Lebih lanjut ia mengatakan, Pemerintah Kota Bandung tidak pernah tinggal diam dalam mengatasi permasalahan yang ada, khususnya tentang banjir.

"Jadi intinya Pemkot (Bandung) ini bekerja, tidak tinggal diam, tidak bermalas-malasan bahwa solusinya belum maksimal, itu akan terus kita perbaiki. Dan ini sedang cuaca ekstrem, banjir itu ada di Gorontalo, di mana-mana dan lain sebagainya," kata dia.

Sebelumnya, pria yang akrab disapa Emil ini mengungkapkan alasan terkait Tol Air di Pasteur dan Pagarsih. Menurut dia, teknologi serupa telah sukses mengurangi banjir yang biasa menerjang kawasan Gedebage.

"Teknologi Tol Air ini kan baru diberlakukan sekitar dua bulan di Jalan Gedebage. Jadi yang kemarin banjir di dua titik sungai (Pagarsih dan Pasteur) tidak ada, karena teknologi tol air ini baru diterapkan di Gedebage. Insya Allah secepatnya untuk menerapkan juga di Pagarsih yang memang selama ini heboh dan juga di Pasteur," kata dia saat ditemui di Pendopo Kota Bandung, Selasa, 25 Oktober 2016.

Menurut Emil, pembuatan Tol Air menghabiskan biaya hingga Rp 1 miliar. Namun hal tersebut bisa segera direalisasikan lantaran anggaran telah ditetapkan dalam APBD Perubahan.

"Pompa itu Rp 500 juta dan pipanya Rp 500 juta, total Rp 1 miliar. Jadi Tol Air itu bikin pipa di mana si air ini enggak pernah bercampur dalam perjalanannya. Jadi dari titik A, dia ketemunya di titik B. Kalau gorong-gorong kan titik A ketemu di tengah-tengah dengan sampah atau apa pun dan kalau ini langsung ke ujungnya didorong," tutur Emil.

"Ini mungkin bisa mengurangi agar air tidak masuk jalur dan bertemu dengan gangguan-gangguan," Wali Kota Bandung memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya