Wagub Jabar Minta Ridwan Kamil Koordinasi soal Tol Air Pasteur

Tol air Pasteur diprediksi bisa memindahkan bencana dari Kota Bandung ke kota tetangga.

oleh Kukuh Saokani diperbarui 26 Okt 2016, 17:02 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2016, 17:02 WIB
20160420-Menteri LHK Raker Bareng Deddy Mizwar Bahas Reklamasi Jakarta
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar saat raker dengan Komisi VII DPR RI, , Jakarta Rabu (20/4). Rapat tersebut membahas permasalahan reklamasi Pantai Teluk Jakarta. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Bandung - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berencana memasang sistem tol air untuk menanggulangi bencana banjir yang sempat menerjang wilayah Pasteur dan Pagarsih pada Senin 24 Oktober 2016 kemarin.

Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar), Deddy Mizwar meminta Pemkot Bandung agar berkoordinasi terlebih dahulu karena penanggulangan bencana banjir tidak bisa berdiri sendiri. Sebab, beberapa daerah berbatasan langsung dengan kota yang dijuluki Paris Van Java itu, seperti Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung Barat.

"Pasteur bisa direkayasa oleh teknologi, tapi bisa pindah (bencana banjir) ke daerah Cimahi. Enggak bagus juga. Jadi, harus dilihat secara integrasi, dilihat penyebabnya dari mana. Jangan sampai memindahkan tempat bencana. Jadi, kepala daerah harus sama-sama berkoordinasi," kata dia di Bandung, Rabu (26/10/2016).

Demiz, sapaan akrab Deddy Mizwar, memberikan contoh kasus sampah yang menggenang di Sungai Citarum. Menurut dia, hal itu ternyata bukan hanya berasal dari Kabupaten Bandung tetapi juga sampah bawaan dari Kota Bandung.

"Pasteur tidak berdiri sendiri, ini akibat dari mana dan andai kata itu mengatasi dengan teknologi bagaimana caranya supaya tidak memindahkan bencana ke tempat lain," tutur dia.

Demiz mengimbau, masyarakat tetap waspada dan meningkatkan kesadaran akan lingkungan karena tidak ada satu daerah pun di wilayah Jabar yang lepas dari potensi bencana alam.

"Artinya ada sesuatu yang kita duga, karena potensi bencana tinggi. Daerah resapan berkurang, pembangunan tidak terkendali, tidak ada sumber resapan, enggak ada biopori dan drainasenya tidak memadai dan air mau kemana, kita harus meningkatkan kesadaran peduli pada lingkungan," kata Demiz.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya