Liputan6.com, Bone - Bripda Rezki Amaliya selain memiliki paras cantik ternyata jago dalam atraksi memainkan badik. Padahal, badik merupakan senjata mematikan bagi suku Bugis-Makassar.
Keahlian memainkan badik dalam sebuah tarian sakral masyarakat Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan yang disebut Tari Pakkanna didapatkan polwan yang lahir di Kampung Padaelo, 1 Juli 1992, itu sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.
Hingga kini, keahliannya itu terus melekat bahkan membawa Rezki aktif dalam dunia pementasan tari mewakili Sulsel. Meski saat ini sudah menjadi polwan di Polsek Awangpone, Polres Bone, Sulsel, kegemarannya menari terus ia pelihara. Dia memanfaatkan waktu berlatih usai menjalankan rutinitasnya di Polsek.
Advertisement
Menari sambil atraksi memainkan badik, kata Reski, bukan hal yang mudah. Selain dibutuhkan kehati-hatian, juga penuh tantangan. Satu lagi syaratnya, harus melambari hati dengan keikhlasan.
Baca Juga
"Tarian Pakkanna merupakan tarian sakral di mana para penarinya melakukan atraksi menusuk lehernya dengan menggunakan badik asli khas Bugis bernama Gecong. Ini tak bisa sembarang yang melakukan selain latihan yang disiplin juga harus ikhlas dalam menjalankan tarian ini disertai dengan doa," kata Reskit, Selasa (1/11/2016).
Tarian Pakkana merupakan salah satu tari sakral menggambarkan pertempuran. Tarian ini sekaligus menceritakan bahwa dulu terdapat prajurit wanita pada zaman kerajaan kuno Bugis.
"Kaum perempuan saat itu turut berperan dan memiliki kekuatan kebal sehingga badik pun enggan memakan kulitnya meski hanya goresan sedikit. Itulah sedikit makna Tari Pakkanna yang khusus dibawakan oleh wanita-wanita yang sudah terampil," kata Reski.
Badik gecong yang digunakan dalam pementasan Tari Pakkanna merupakan badik asli khas Bugis. Gecong merupakan salah satu jenis badik mematikan yang dimiliki hampir seluruh suku Bugis tanpa terkecuali di Kabupaten Bone.
"Badik yang kami gunakan dalam Tarian Pakkanna merupakan badik mematikan khas Bugis ," ucap polwan angkatan 43 SPN Singaraja Bali itu.