Mimpi Aneh Keluarga Korban Penambangan Emas Liar di Jambi

Hingga akhir batas waktu, sebelas penambang emas liar yang terkubur di lubang sedalam lebih dari 50 meter tidak bisa juga dievakuasi.

oleh Bangun Santoso diperbarui 07 Nov 2016, 13:01 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2016, 13:01 WIB
11 Penambang Emas Liar Belum Ditemukan, Bupati Minta Tolong Ulama
Memasuki hari ke-11, jenazah 11 penambang emas liar di Merangin, Jambi, belum juga ditemukan. (Liputan6.com/Bangun Santoso)

Liputan6.com, Jambi - Proses evakuasi 11 penambang emas liar di Merangin, Jambi, sudah melewati batas waktu. Berbagai upaya yang dilakukan tak kunjung mampu mengeluarkan 11 korban dari lubang sedalam lebih dari 50 meter itu.

Kondisi cuaca dan lokasi sumur tambang yang terendam air luapan Sungai Batanghari menyebabkan proses evakuasi semakin sulit dan lama. Berlarutnya proses evakuasi ini memicu sejumlah cerita mistis di kalangan warga di sekitar lokasi.

Rahmat, salah seorang warga sekitar mengatakan, sejumlah keluarga korban yang ikut menyaksikan proses evakuasi mengaku bermimpi aneh. Tidak itu saja, warga juga menyebut di lokasi kejadian terdapat kekuatan mistis sehingga para korban sulit ditemukan.

"Kata para keluarga korban banyak yang mimpi. Mimpinya rata-rata hampir sama, ada korban minta tolong saat hari-hari pertama kejadian. Namun akhir-akhir ini, para keluarga mimpinya lain lagi, dalam mimpi para korban minta evakuasi dihentikan saja," ujar Rahmat, Senin (7/11/2016).

Iman (35), salah seorang keluarga korban mengaku pasrah apabila tim evakuasi memutuskan untuk mengubur massal 11 korban tambang di lokasi. "Kami relakan saja, mungkin memang harus begini. Kami menunggu hasil instruksi Pak Bupati saja, bagaimana baiknya," ujar Iman.

Bupati Merangin, Al Haris mengatakan sudah 13 mesin pompa air dikerahkan untuk menyedot genangan air di bibir sumur tambang di lokasi kejadian. Sejumlah alat berat juga sudah dikerahkan.

Bahkan, bupati juga sempat mengundang sejumlah ulama untuk mendoakan agar 11 korban penambang bisa secepatnya dievakuasi.

"Ini sudah akhir batas perpanjangan proses evakuasi. Akan dikoordinasikan dengan tim, jika keluarga (korban) menyetujui kemungkinan ya itu (dikubur massal)," ujar Al Haris.

Meski demikian, Al Haris kembali menegaskan terlebih dahulu akan berkoordinasi dengan tim serta melakukan pendekatan terhadap para keluarga. Kondisi cuaca yang kerap hujan juga lokasi kejadian yang digenangi air dari Sungai Batanghari sangat menyulitkan petugas evakuasi untuk mengangkat para korban dari dalam lubang sedalam lebih dari 50 meter itu.

"Petugas bisa masuk dengan alat bantu oksigen dan merayap karena lubang dipenuhi air. Sehingga tidak bisa dipaksakan, dikhawatirkan malah ada korban lagi," kata Al Haris menambahkan.

11 penambang emas tradisional dilaporkan tertimbun longsor di lokasi penambangan emas, Desa Simpang Parit, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, Senin, 24 Oktober 2016.

Sebelas korban tersebut yakni Tami (45), Yung Tuk (30), Siam (28), Hamzah (55), Jurnal (21), Catur (24) dan Guntur (34)  merupakan warga Sungai Nilau, Kecamatan Sungai Manau, Kabupaten Merangin. Selajutnya, Cito (25) dan Zulfikar (25) warga Perentak, Kecamatan Pangkan Jambu, serta Dian Arman (53) dan Erwin warga Air Batu, Kecamatan Renah Pembarap.

Dari data yang dihimpun Liputan6.com, jauh sebelum kejadian nahas pada Senin kemarin, korban meninggal dunia di ladang emas Merangin sudah kerap terjadi. Total sudah ada 19 warga tercatat meninggal dunia di sejumlah lokasi tambang emas Merangin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya