Kisah Pohon Cabai dan Keranda Alarm Kematian di Masjid Tua

Masjid tua itu sudah berdiri sejak abad ke-16 dan menjadi masjid tertua kedua se-Sulsel.

oleh Eka Hakim diperbarui 19 Nov 2016, 19:40 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2016, 19:40 WIB

Liputan6.com, Makassar - Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) merupakan salah satu daerah lumbung padi terbesar di Sulsel. Selain dikenal dengan produksi padinya yang terbesar tersebut, di Sidrap juga terdapat kisah unik tentang keberadaan masjid tertua kedua di Sulsel setelah Masjid Katangka yang ada di Kabupaten Gowa, Sulel.

Keunikan masjid tua yang terletak di Desa Allakkuang, Kecamatan Maritenggae, Kabupaten Sidrap, Sulsel, tersebut diyakini masyarakat sebagai warisan Syech Yusuf. Ia merupakan tokoh penyiar agama Islam yang paling terkenal di Sulsel.

Masjid itu diketahui dibangun sejak abad ke-16. Namun, keunikannya terletak pada empat batang pohon cabai yang digunakan sebagai tiang penyangga atap masjid.

"Masyarakat dulu kenal nama masjid itu dengan nama Masjid Yua Jerrae yang kini diganti menjadi Masjid Taqwa. Masjid ini merupakan masjid tertua kedua di Sulsel," kata Ishak, warga Kabupaten Sidrap, Sulsel, kepada Liputan6.com, Sabtu (19/11/2016).

Menurut Ishak, bentuk masjid tua Jerrae hingga saat ini tak pernah berubah. Pada bagian utama masjid, kata Ishak, terdapat empat buah tiang penyangga atap yang terbuat dari batang lombok (cabai).

"Ceritanya, keempat kayu pohon cabai itu diambil di Gunung Nepo yang terletak di Kecamatan Panca Lautang," ujar Ishak.

Keunikan lain dari masjid itu, lanjut Ishak, adalah keberadaan sejumlah barang peninggalan para pendiri masjid. Di antaranya keranda mayat yang terbuat dari kayu yang di bagian luarnya terdapat ukiran ayat kursi.

"Menurut cerita warga setempat, konon keranda tersebut biasanya bergerak sendiri seakan memberi kabar jika ada warga sekitar masjid yang akan meninggal dunia," kata Ishak.

Favorit Saat Ramadan

Kesakralan masjid tua Jerrae hingga saat ini masih terjaga oleh masyarakat setempat. Hampir setiap bulan Ramadan, masjid tua ini selalu padat digunakan salat meski ada masjid lain di sekitar.

"Warga lebih memilih ke sini karena katanya ingin dapat berkah. Konon, masjid ini dibangun oleh Syech Yusuf seorang ulama terpandang dan dihormati di tanah Sulsel," ucap Ishak.

Ishak mengungkapkan pada abad ke-16 dahulu, Syech Yusuf datang ke Kabupaten Sidrap untuk menyebarkan agama Islam setelah berhasil menyebarkannya di Kabupaten Gowa, Sulsel.

Setibanya di Kabupaten Sidrap, tepatnya di Desa Allakkuang yang kala itu merupakan Kota Kerajaan Sidenreng, ia beristirahat sekaligus hendak melaksanakan salat. Namun, ia tidak menemukan masjid untuk salat.

Syech akhirnya mendirikan sebuah masjid dibantu sejumlah sahabatnya, masing-masing Lapagala Nene Mallomo, Abdullah atau Syech Bojo dan masyarakat sekitar. Itulah yang dikenal dengan masjid tua Jerrae atau Masjid Taqwa.

"Sejak masjid tua Jerrae itu ada, di situlah pertama awalnya masyarakat Sidrap memeluk agama Islam," kata Ishak.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya