Mantra Dukun Pemanggil Jasad Tak Ampuh, tapi...

Banyaknya korban meninggal di sungai akibat banjir, hanyut atau bunuh diri membuat Sungai Jeneberang di Gowa, Sulsel, dianggap keramat.

oleh Ahmad Yusran diperbarui 29 Nov 2016, 17:31 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2016, 17:31 WIB
Tenggelam di Sungai
Jasad seorang asisten sopir mobil tambang galian C yang tenggelam di Sungai Jeneberang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, belum ditemukan. (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Liputan6.com, Makassar - Kepala Basarnas Kantor Makassar, Sulawesi Selatan, Roki Asikin mengatakan, jenazah Ilham alias Aco (22) warga Kelurahan Kalegowa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, akhirnya ditemukan pada Senin pagi sekitar pukul 08.15 Wita.

Pengumpul pasir yang kerap menjadi asisten sopir truk tambang itu hilang tenggelam sejak Sabtu siang, 26 November 2016, di Sungai Jeneberang. Tepatnya di area tambang galian C ilegal di Kabupaten Gowa.

Namun, menurut Roki, jasad Aco bukan ditemukan oleh 'orang pintar' atau dukun.

"Melainkan korban (Aco) sopir tambang galian C tersebut ditemukan oleh anggota kami bersama tim SAR gabungan lainnya yang berjumlah belasan orang. Jadi, bukan melalui 'orang pintar' atau dukun yang membaca mantra," ucap Roki kepada Liputan6.com di Makassar, Selasa (29/11/2016).

Ia menjelaskan, kendala ringan yang dihadapi anggota Basarnas dalam pencarian Aco hingga ditemukan, hanya ada pada masalah perahu karet.

"Karena faktor medan, kami tak bisa gunakan perahu karet. Jadi pencarian kita menyisir sungai dengan berjalan, berenang hingga kami temukan korban berjarak radius 50 meter dari lokasi hilangnya korban," ujar Roki.

Menurut Roki, Sungai Jeneberang yang hulunya berasal dari Gunung Bawakaraeng, dan mengalir membelah wilayah Gowa dan bermuara antara Barombong dan Tanjung Bayang, panjangnya sejauh 75 kilometer.

"Yang patut kita waspadai karena seringnya menelan korban, yakni pada daerah hulu Sungai Jeneberang. Padahal, banyaknya korban yang meninggal di sungai akibat banjir, hanyut atau mungkin bunuh diri yang membuat sungai jadi wingit (angker)," tutur dia.

"Jadi, wajar jika ada asumsi warga menjuluki sungai-sungai itu angker hingga wajib dijauhi. Dan mereka minta 'orang pintar' membaca mantra ketika ada yang tenggelam atau lainnya," Kepala Basarnas Kantor Makassar itu memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya