Menengok Mata Air Jantung Hidup Warga Perbatasan NTT

Meski kecil, mata air itu memberikan penghidupan yang layak bagi warga perbatasan.

oleh Ola Keda diperbarui 15 Jan 2017, 07:08 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2017, 07:08 WIB

Liputan6.com, Kefamenanu - Sejak dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi), wilayah perbatasan NKRI dengan negara tetangga, seperti RI-Timor Leste diberi perhatian khusus. Pembenahan infrastruktur hingga kehidupan layak warga perbatasan menjadi fokus utama Presiden ke-6 RI itu.

Perhatian pemerintah pusat itu dirasakan juga oleh warga Desa Tapenpah, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT). Infrastruktur, seperti jalan dan listrik di desa yang berbatasan dengan wilayah Oekusi, Timor Leste, sudah dinikmati warga setempat.

Hanya saja, masyarakat setempat belum menikmati air bersih seperti PDAM dari pemerintah daerah setempat. Untuk memenuhi kebutuhan air minum, warga setempat memanfaatkan sumber mata air yang oleh warga setempat menyebutnya "Oeliurai". Ada juga warga memanfaatkan sumur hasil galian sendiri.

"Sejak dahulu kala, mata air ini kami pakai untuk minum atau mencuci. Ada juga sumur tetapi terlalu dalam," ujar Juliana Naibobe, warga setempat kepada Liputan6.com, Sabtu, 14 Januari 2017.

Mata air Oeliurai tak jauh dari perkampungan. Di sekitar mata air, mengalirlah sungai kecil yang airnya dimanfaatkan warga untuk mengairi sawah. Mata pencaharian warga setempat mayoritas bertani sawah dan beternak sapi.

"Dari hasil bersawah dan beternak kami bisa menyekolahkan anak kami hingga sarjana," kata Juliana, yang juga pensiunan guru di desa itu.

Dia juga meminta agar Presiden Jokowi bisa memperhatikan nasib guru-guru honor di daerah perbatasan. "Kasihan gaji guru honor di perbatasan sangat kecil, ada yang 200 ribu. Padahal mereka sudah mengabdi 3-5 tahun," ucap Juliana.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya