Bahaya, Jembatan Rel Kereta Api di Purwakarta Terancam Ambles

Jembatan rel kereta api itu terancam runtuh akibat pergeseran tanah yang sudah menyebabkan jalan penghubung di Purwakarta antardesa ambles.

oleh Liputan6 diperbarui 13 Mar 2017, 19:32 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2017, 19:32 WIB
Gara-Gara Tanah Bergerak, Jembatan Rel Kereta Api di Purwakarta Terancam Amblas
Gara-Gara Tanah Bergerak, Jembatan Rel Kereta Api di Purwakarta Terancam Amblas

Liputan6.com, Purwakarta - Jalan penghubung antardesa di sekitar Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat ambles. Hal tersebut akibat terjadinya tanah bergerak.

"Jalan penghubung antardesa ini sudah ambles sejak sepekan lalu," kata Sukmana, salah seorang warga setempat, di Purwakarta, Senin (13/3/2017) seperti dilansir Antara.

Ia mengatakan, jalur penghubung antardesa di daerahnya amblas berawal dari kondisi jalan yang retak-retak. Setelah diguyur hujan selama beberapa pekan terakhir, jalan itu kemudian ambles karena adanya pergerakan tanah.

Di lokasi tanah bergerak itu, jalan penghubung antardesa di Kecamatan Jatiluhur amblas panjangnya hingga lebih dari 150 meter.

Jalan penghubung antardesa yang ambles itu lokasinya tepat berada di bawah jembatan rel kereta api. Bahkan, ada satu tiang jembatan rel kereta api yang tanahnya sudah mulai terkikis. Tentunya hal itu mengancam keselamatan perjalanan kereta api yang melewati jalur Purwakarta.

Manager Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional II Bandung, Joni Martinus mengakui jalan yang ambles itu mengakibatkan tiang penyangga jembatan rel kereta api di KM 110 Ciganea-Sukatani mengalami penurunan sekitar 5 centimeter dengan panjang sekitar 20 centimeter.

"Saat ini kita sudah mulai melakukan perbaikan dengan menambah tumpukan batu kerikil untuk menambal penurunan tanah itu," katanya, saat meninjau lokasi pergerakan tanah ini di Purwakarta.

Ia menyatakan, kondisi tersebut sampai saat ini tidak mengganggu pengoperasian kereta api. Hanya, kini pihaknya memberlakukan pembatasan kecepatan kereta saat melewati jalur tersebut.

"Kami pastikan perjalanan kereta tidak terganggu. Hanya kami batasi kecepatan kereta saat lewat jalur yang ambles ini. Kecepatan tidak boleh lebih dari 20 kilometer per jam," kata dia.

Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan Dirjen Perkeretaapian untuk melakukan kajian terkait perbaikan permanen atas kerusakan yang terjadi di jalur tersebut akibat adanya tanah bergerak. Sebab, dengan menimbun batu-batu kerikil di kaki tiang penyangga itu, pihaknya baru sebatas melakukan antisipasi terjadinya rel bergeser akibat penurunan tanah tersebut.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya