Sumba, Beri Daku Indahnya Padang Bukan Belalang

Serangan belalang belakangan ini sungguh merepotkan warga Sumba. Langit sempat gelap tertutup belalang.

oleh Ola Keda diperbarui 22 Jun 2017, 12:30 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2017, 12:30 WIB
Teror Belalang Sumba
Serangan belalang merusak sawah-sawah petani di Waingapu, Sumba, NTT (Liputan6.com / Ola Keda)

Liputan6.com, Sumba Timur - Teror belalang menghantui warga Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur beberapa waktu terakhir. Serangan hama belalang kumbara mengakibatkan para petani mengalami kerugian. Hingga saat ini beberapa hektare sawah milik petani rusak akibat serangan belalang.

"Sekitar dua hektare padi saya dirusak," ujar seorang petani, Lodi Manutede, kepada Liputan6.com, Rabu 21 Juni 2017.

Populasi belalang kumbara tahun ini, menurut dia, lebih banyak dari tahun sebelumnya. Serangan belalang terhebat kali ini terjadi sekitar pukul 01.30 Wita pada 9 Juni 2017. Saat itu, kata dia, seluruh tanaman padinya ditutupi belalang.

"Langit saat itu menjadi gelap semuanya dipenuhi belalang. Kami mengusirnya dengan cara manual," tutur Lodi.

Dia berharap pemerintah dapat memberi bantuan kepada para petani yang mengalami kerugian akibat serangan belalang.

Tak hanya petani, warga di perkotaan juga terganggu serangan belalang. Sebab belalang juga menyatroni perumahan.

John David, salah satu warga Sumba Timur, mengatakan meski sudah dilakukan penyemprotan, namun saat ini hama belalang kembara masih menyerang rumah warga dan perkantoran.

"Kalau siang berkurang, saat malam hari belalang sangat banyak di rumah," katanya.

Menurut John, warga tidak mengira jika serangan belalang kali ini hingga masuk ke kota. Dia meminta pemerintah segera mengatasi persoalan ini agar tidak berdampak bagi para petani.

"Selama ini hanya di padang tetapi sekarang sampai di kota. Semoga cepat diatasi," ucapnya.

Serangan belalang di Waingapu, Sumba, NTT (Liputan6.com / Ola Keda)

Serangan belalang bahkan sempat mengganggu aktivitas penerbangan. Ribuan belalang kembara memenuhi bandara Umbu Mehang Kunda, Kota Waingapu, pada Sabtu 10 Juni 2017.

Jadwal kedatangan maskapai NAM Air dari Kupang di Bandara Umbu Mehang Kunda sempat tertunda sekitar 30 menit. Rencana kedatangan NAM Air dari Kupang di pukul 14.45 Wita, tetapi pesawat baru mendarat sekitar pukul 15.15 Wita.

Kepala Bandara UMK Sumba Timur, Lamro P. Sihombing, mengakui penundaan pendaratan pesawat akibat landasan dan ruang udara di sekitar bandara diserbu banyak belalang kembara. Datang dari berbagai arah, belalang menumpuk di landasan dan terbang mengelilingi bandara dan terus berputar dalam waktu yang cukup lama.

Bencana Belalang

Teror Belalang Sumba
Serangan belalang sempat mengganggu penerbangan di Waingapu, Sumba, NTT (Liputan6.com / Ola Keda)

Untuk mencegah meluasnya serangan belalang kembara di Waingapu, pemerintah kabupaten Sumba Timur melibatkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPBD).

"Ini sudah masuk kategori bencana sehingga kami dari BNPBD wajib turun tangan dengan melibatkan LSM dan pihak Universitas untuk membantu melakukan penyemprotan," ujar Kepala BNPBD Sumba Timur, Martina D.Jers kepada Liputan6.com.

Dalam melakukan tugas, kata dia, pihaknya menyediakan peralatan dengan bantuan tim dokter yang tergabung dalam forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB).

"Untuk obat pestisida disiapkan Dinas Pertanian, BNPBD hanya membantu dengan tenaga dan peralatan seadanya," kata Martina.

Dia mengatakan, serangan belalang ke rumah warga kini mulai berkurang. Namun, pihaknya masih mengalami kesulitan untuk membasmi telur belalang yang kian bertambah.

"Untuk di rumah warga mulai berkurang sekarang yang banyak di padang dan semak-semak," kata Martina.

Pakar ilmu lingkungan menyarankan agar penanggulangan wabah belalang di Sumba Timur dilakukan dengan cara hujan buatan. Namun Pemerintah Kabupaten Sumba Timur mengaku tak punya cukup duit untuk membuat hujan buatan menanggulangi teror belalang.

"Kami masih tetap pakai pestisida karena hanya itu yang kami miliki. Kami tak punya anggaran untuk hujan buatan," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumba Timur, Johanis Hiwa Wunu.

Serangan belalang merusak sawah-sawah petani di Waingapu, Sumba, NTT (Liputan6.com / Ola Keda)

Menurut Johanis, cara satu-satunya untuk mengantisipasi meluasnya serangan belalang adalah dengan cara penyemprotan insektisida, salah satu jenis pestisida.

Pihaknya telah mengerahkan tim Brigade Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) untuk menyemprot belalang. Penyemprotannya menggunakan insektisida confidor yang diterbangkan menggunakan pesawat Fokker.

"Yang ada di kami hanya itu. Jika ada pihak donatur atau pemerintah pusat yang membantu, kami sangat mengharapkan itu," kata Johanis.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, Rudi Boling mengatakan dalam waktu dekat pemerintah akan menyalurkan bantuan ke para petani.

"Bantuannya berupa benih, pupuk dan obat-obatan," katanya.

Selama ini Sumba dikenal sebagai daerah yang memiliki pemandangan khas yang indah. Keindahan Sumba banyak terabadikan dalam foto-foto jepretan para pelancong dan petualang.

Keindahan Sumba juga sudah lama diabadikan dalam sebuah puisi dari sastrawan Taufiq Ismail, Beri Daku Sumba.

Rinduku pada Sumba adalah rindu padang-padang terbuka
Di mana matahari bagai bola api, cuaca kering dan ternak melenguh
Rinduku pada Sumba adalah rindu seribu ekor kuda
Yang turun menggemuruh di kaki bukit-bukit yang jauh

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya