Pacu Biduk, Ritual Perayaan Lebaran Khas Warga Sarolangun

Pacu biduk diikuti puluhan kelompok pemuda dari sejumlah desa di Sarolangun

oleh Bangun Santoso diperbarui 26 Jun 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2017, 16:00 WIB
Pacu Biduk Jambi
Warga memadati jembatan Beatrix di Kota Sarolangun saat lomba pacu biduk, Juli 2016. (Liputan6.com/B Santoso)

Liputan6.com, Jambi - Hari raya Idul Fitri atau Lebaran menjadi momen paling ditunggu kaum muslim di penjuru Nusantara. Tak terkecuali di Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Warga di daerah yang berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan ini memiliki tradisi khusus dalam merayakan Hari Kemenangan.

Ritual atau tradisi itu adalah Pacu Biduk. Pacu biduk diambil dari bahasa daerah setempat yang sebenarnya sama dengan lomba balap perahu tradisional. Oleh Pemkab Sarolangun, kegiatan tersebut menjadi agenda tahunan setiap Lebaran tiba.

"Sesuai jadwal pacu biduk akan diselenggarakan pada 1 Juli 2017," ujar Bupati Sarolangun, Cek Endra melalui pesan pendek, Sabtu, 24 Juni 2017.

Menurut dia, pada Lebaran 2017 ini, lokasi yang dipilih untuk ajang pacu biduk kembali akan digelar di sungai Batang Tembesi yang memang melintasi Kota Sarolangun sebagai ibu Kota Sarolangun. Lokasinya berada tak jauh dari Jembatan Beatrix, jembatan paling terkenal dan bersejarah di Kabupaten Sarolangun.

"Acara ini dikemas dalam serangkaian kegiatan yang diberi nama Festival Beatrix," ucap Cek Endra.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga (Dispora) Kabupaten Sarolangun, Syaifullah mengatakan, peserta pacu biduk diikuti kelompok pemuda yang mewakili berbagai desa di Sarolangun, di mana sudah banyak kelompok yang telah mendaftarkan diri.

Menurut dia, pacu biduk saat ini tak hanya sebagai tradisi memeriahkan Lebaran. Namun juga sebagai entitas wisata di Kabupaten Sarolangun. Sebab, hampir setiap tahun pacu biduk selalu dipadati penonton. Tak hanya warga Sarolangun, melainkan banyak warga dari kabupaten tetangga yang datang. Bahkan, warga Sumatera Selatan yang tinggal di perbatasan Jambi.

"Pacu biduk juga bisa dijadikan sebagai ajang edukasi kepada warga agar menjaga dan melestarikan lingkungan, khususnya sungai," ujar Syaifullah.

Yansah, salah seorang tokoh pemuda di Sarolangun mengaku sangat mendukung kegiatan pacu biduk. Selain sebagai ajang wisata, kegiatan tersebut juga sangat menghibur warga usai satu bulan penuh menjalankan ibadah puasa.

"Banyak warga yang sudah tak sabar menunggu pacu biduk," kata Yansah.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya