Harga Sawit Bikin Petani Jambi Lesu Sambut Lebaran

Beberapa petani di Jambi mulai berpikir beralih untuk berkebun buah pinang yang harganya cenderung stabil

oleh Bangun Santoso diperbarui 22 Jun 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 22 Jun 2017, 14:00 WIB
Sawit Jambi
Harga sawit di Jambi dikeluhkan petani karena terus mengalami penurunan. (Liputan6.com/B Santoso)

Liputan6.com, Jambi - Harga tandan buah segar (TBS) sawit di Jambi sedang labil. Hampir tiap pekan harga komoditi andalan petani di Jambi ini terus mengalami penurunan. Kondisi ini membuat sejumlah petani mengaku lesu menyambut Lebaran tahun ini.

Suramnya harga sawit di Jambi sudah dirasakan petani di Jambi sejak satu tahun terakhir. Namun demikian, para petani hanya bisa pasrah karena tidak bisa berbuat banyak. Sebab, harga sawit sangat tergantung dari harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di tingkat dunia.

"Menyambut Lebaran tahun ini memang tidak seindah tahun-tahun sebelumnya. Harga sawit tengah lesu," ujar Dwi Ratno (45), salah seorang petani sawit di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Jambi, Rabu malam, 21 Juni 2017.

Untuk mencari tambahan pendapatan, Dwi yang sebelumnya menggantungkan hidup dari bertani sawit harus memutar otak. Salah satu caranya adalah dengan mencoba menanam pinang yang saat ini harganya cenderung stabil.

Menurut Dwi, rata-rata harga sawit per-kilogram antara Rp 1.000 sampai Rp 1.500, itu tergantung lokasi kebun. Makin jauh bisa makin murah. Sementara harga pinang terus menunjukkan kenaikan. Jika buah bagus bisa mencapai Rp 20.000 per kilogram.

"Jika kondisi harga sawit tak stabil begini, bisa saya ganti semua jadi pinang. Susah jelang Lebaran seperti sekarang, banyak kebutuhan yang harus dibeli, belum lagi biaya sekolah anak," ucap Dwi.

Berdasarkan hasil rapat tim perumus harga sawit Provinsi Jambi, harga TBS sawit periode 16-22 Juni 2017 turun Rp 44 per kilogram. Kondisi sama juga terjadi dengan harga inti sawit yakni dari Rp 5.601 menjadi Rp 5.422 per kilogram dengan indeks 89,49 persen.

Menurut Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia Roy Asnawi, penurunan harga TBS sawit itu disebabkan oleh turunnya harga minyak sawit mentah atau CPO. Kondisi tersebut ditambah dengan melimpahnya stok CPO yang ada.

"Faktor lain adalah adanya cuti lebaran, karena CPO tidak baik jika tersimpan lama. Sehingga perlu segera dijual agar tidak tersimpan lama," ujar Roy.

Ia menyebutkan, untuk harga CPO di Provinsi Jambi periode 16-22 Juni 2017 turun Rp 317 per kilogram, dari sebelumnya Rp 7.701 menjadi Rp 7.484 per kilogram.

Rincian penetapan harga TBS sawit berdasarkan data di Dinas Perkebunan Jambi adalah, untuk TBS usia tanam tiga tahun yakni Rp 1.345 per-kilogram. Usia tanam enam tahun yakni Rp 1.563 per kilogram. Lalu usia tanam tujuh tahun adalah Rp 1.603 per kilogram.

Selanjutnya usia tanam delapan tahun sebesar Rp 1.637 per kilogram, usia tanam sembilan tahun Rp 1.669 per kilogram. Usia tanam 10 - 20 tahun sebesar Rp 1.720 per kilogram, usia tanam 21 - 24 tahun adalah Rp 1.668 per kilogram. Sementara, usia tanam di atas 25 tahun yakni Rp 1.591 per kilogram.

"Penetapan harga CPO, TBS dan inti sawit ini merupakan kesepakatan tim perumus dalam rapat yang dihadiri pengusaha, kelompok tani sawit, pemerintah dan koperasi," ucap Roy.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya