Ada Nyala Api Samar-Samar di Gunung Karangetang

Baik turis maupun warga dilarang mendekati puncak Gunung Karangetang hingga radius 2,5 km.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 29 Jun 2017, 10:01 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2017, 10:01 WIB
Ada Nyala Api Samar-Samar di Gunung Karangetang
Ilustrasi Gunung Karangetang.

Liputan6.com, Manado - Dua gunung berapi yang ada di Sulawesi Utara mengalami peningkatan aktivitas dalam dua hari terakhir ini. Jika sehari sebelumnya Gunung Soputan di Minahasa Tenggara, Kamis (29/6/2017) ini giliran Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro naik status menjadi waspada.

"Secara visual gunung terlihat jelas, kabut 0-I, hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan sedang hingga kuat teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 250 m di atas kawah puncak. Juga ada sinar api sama-samar," kata Yudia Prama Tatipang, petugas pengamat Gunung Karangetang.

Yudia mengungkapkan, dari visualisasi serta data-data kegempaan maupun aktivitas lainnya, disimpulkan bahwa gunung setinggi 1.784 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu naik ke level dua atau waspada.

"Oleh karena itu, masyarakat di sekitar Gunung Karangetang, termasuk pengunjung atau wisatawan, tidak diperbolehkan mendaki dan beraktivitas pada radius 1,5 km dari kawah aktif dan perluasan ke sektor Selatan, Tenggara, Barat dan Barat daya sejauh 2,5 km," ujar dia.

Dia menambahkan, warga juga harus mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari material hasil erupsi 2015 karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat dan barat daya.

"Untuk masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang, selama musim hujan agar mewaspadai ancaman lahar hujan dan banjir bandang, terutama di sepanjang bantaran Kali Batuawang hingga ke pantai," ucap Yudia.

Selain Gunung Karangetang dan Gunung Soputan, satu lagi gunung berapi aktif di Sulawesi Utara adalah Gunung Lokon di Tomohon.

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya