Pelayaran Menegangkan Para Pejuang Kesehatan di RS Apung dr Lie

Kapal RS Apung dr Lie Dharmawan mengalami mati mesin saat terombang-ambing badai dan hampir menenggelamkan seluruh kru.

oleh Hairil Hiar diperbarui 21 Jul 2017, 09:02 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2017, 09:02 WIB
Pelayaran Menegangkan Para Pejuang Kesehatan di RS Apung dr Lie
Kapal RS Apung dr Lie Dharmawan mengalami mati mesin saat terombang-ambing badai dan hampir menenggelamkan seluruh kru. (Liputan6.com/Hairil Hiar)

Liputan6.com, Ternate - Langit di atas laut perairan Pulau Mayau, Maluku Utara, pada Rabu sore, 19 Juli 2017, pada pukul 17.00 WIT, cukup cerah. Pemandangan itu adalah saat kapal Rumah Sakit (RS) Apung dr Lie Dharmawan hendak bertolak ke Ternate.

Rombongan kapal RS Apung dr Lie Dharmawan yang terdiri dari 17 tim medis dan lima anak buah kapal (ABK) itu baru saja menggelar pengobatan gratis di Pulau Mayau, Batang Dua, Ternate.

"Saat itu cuaca masih bagus, sehingga diputuskan oleh ABK kapal untuk berlayar menuju Ternate," kata Ketua Tim Medis dr Cynthia saat disambangi di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, Kamis, 20 Juli 2017.

Cynthia mengemukakan, di kapal itu selain dirinya juga terdapat delapan dokter lainnya, ditambah bagian apoteker, penyuluh, operator bedah dan bagian dokumentasi.

Rasa lelah bercampur senang mewarnai kepergian mereka dari pulau kecil itu. Tak disangka, sekitar pukul 22.00 WIT, suasana tenang di kapal mendadak diselimuti ketakutan.

Kapal RS Apung tempat mereka bekerja dan berlindung dihantam badai dan gelombang tinggi hingga air laut masuk ke dalam kapal hingga ruang mesin. Posisi air laut saat itu bahkan sudah sampai betis atau sekitar 15-20 sentimeter.

"Banyaknya air laut masuk membuat mesin kapal mati, sementara pompa yang akan mengeluarkan air tak berfungsi," katanya.

Sambil menenangkan diri, ia dan tim terus berusaha mencari pertolongan. Saat itu, kata Cythia, ada beberapa kapal kecil yang melintas. Namun, tak satupun kapal kecil itu mendekat.

Setelah terombang-ambing sekitar sejam di tengah laut atau sekitar pukul 03.00 WIT, Kamis dini hari, sebuah kapal tanker asal Tiongkok mendekati mereka.

"Saya berkomunikasi via radio dengan Bahasa Inggris juga sekaligus memberikan koordinat posisi kami. Mereka mungkin menghampiri kami karena mendengar di situ ada suara saya," katanya.

Kapal tanker yang dinanti muncul, tapi mereka tak langsung mendekat seakan mengamati isi RS Apung dari jauh. Cynthia dan teman-teman wanitanya akhirnya berdiri di samping kapal.

"Jangan sampai mereka mengira kami bajak laut," kata Cynthia.

Dia mengemukakan kapal asal Tiongkok tersebut bertolak dari Tiongkok dan hendak menuju Australia. Beruntung di antara tim medis, ada yang bisa berbahasa Mandarin.

"Sehingga, kapal asal Tiongkok itu akhirnya bersedia mengevakuasi kami. Jumlahnya 17 orang tim medis. Kami dievakuasi ke atas kapal Tiongkok sambil menunggu kapal bantuan," ujarnya.

Setelah naik ke atas kapal, mereka disambut hangat. Bahkan, mereka sempat diberi makan sembari menunggu bala bantuan datang.

Berselang beberapa jam kemudian, kapal KN SAR Pandudewanata milik Basarnas Ternate tiba di lokasi kejadian, disusul kapal milik Polair Polda Malut dan Kapal milik TNI AL.

Seluruh tim medis selamat dan berhasil dievakuasi ke Pelabuhan Ahmad Yani Ternate melalui KN SAR Pandudewanata. Sementara, kapal RS Apung bersama lima ABK ditarik ke Pulau Mayau.​

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya