Liputan6.com, Garut - Lima remaja yang kerap berkeliaran di sekitar Masjid Agung, Garut, Jawa Barat ditangkap Anggota Polres Garut. Mereka diciduk dalam patroli rutin karena dianggap meresahkan jemaah masjid.
Kepala Unit Sabhara, Polres Garut, Wien CH mengatakan, kelima remaja tersebut merupakan anak punk. Mereka kerap terlihat mondar-mandir di area masjid.
"Mereka sudah meresahkan. Bahkan infonya, sudah ada kendaraan bermotor milik jemaah yang hilang,” ujarnya, Senin (31/07/2017).
Advertisement
Wien menambahkan, penertiban anak punk dan anak jalanan sebagai bentuk pencegahan terjadinya kriminalitas di masyarakat. "Kebetulan kita sedang menggalakkan patroli anti premanisme dan radikalisme," imbuhnya.
Rachmat, salah satu jemaah Masjid Garut mengatakan, para anak punk itu terkadang juga memalak anggota jamaah yang hendak salat.
"Kadang kalau tidak diberi uang, mereka nekat sampai mengancam," ujarnya.
Baca Juga
Ia menambahkan, tak jarang pula anak punk tersebut ngelem (mabuk pakai lem) di area masjid. Mereka juga mengenakan aksesoris dan pakaian yang tidak sopan.
"Pakai celana sobek, bolong, dan kotor. Takut saja lihatnya, kadang mereka ada yang ngelem," jelasnya.
Atas kelakuannya, lima anak punk yang masih remaja itu kini diamankan di kantor polisi untuk pendataan. Rencananya, mereka akan dikembalikan ke orang tua masing-masing agar mendapat pembinaan lebih lanjut.
Ironisnya, dalam penertiban itu, kata Wien, selain remaja putra, ditemukan juga satu remaja putri yang masih berstatus siswa aktif di salah satu sekolah kejuruan swasta.
Salah satu anak punk yang turut diamankan polisi, Ajil mengaku baru satu bulan terakhir bergabung di komunitas punk. Menurutnya, hidup di jalanan tanpa pengawasan orang tua lebih bebas.
Ia mengaku bergabung dengan komunitas punk jalanan karena kondisi lingkungan rumahnya yang kurang kondusif. "Saya mengontrak, terus bapak jarang berada di rumah, ya sudah ikutan ngamen," kata dia.