Jangan Coba-Coba Menolak Minum Kopi Buatan Suku Bugis Makassar

Tamu atau kerabat yang bertandang ke rumah warga suku Bugis Makassar wajib meminum kopi yang sudah terhidang.

oleh Eka Hakim diperbarui 10 Sep 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2017, 17:00 WIB
Jangan Coba-Coba Menolak Suguhan Kopi Orang Bugis Makassar
Ilustrasi minum kopi.

Liputan6.com, Makassar - Cerita mitos lekat pada keseharian suku Bugis Makassar. Salah satu yang dianggap keramat adalah mitos menolak minum kopi buatan tuan rumah bersuku Bugis Makassar.

Mitos itu menyebutkan, ketika tuan rumah menawarkan kopi buatannya kepada tamu yang bertandang, orang yang ditawari wajib mencicipinya. Jika tak sedikit pun disentuh, tamu tersebut diyakini bisa dapat celaka.

Mitos warisan nenek moyang suku Bugis-Makassar tersebut tak hanya terjaga oleh kalangan orangtua saja, tetapi juga oleh para pemuda setempat.

"Percaya atau enggak, itu sudah banyak kejadian. Pernah saya sendiri mengalaminya," kata Bibi Sane (43), warga Suku Bugis yang berdomisili Desa Makkaraeng, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu, 9 September 2017.

Ia menuturkan, saat itu ia hendak pergi berlibur ke luar daerah, padahal ibunya telanjur membuatkan secangkir kopi. Karena buru-buru, Sane tak sedikit pun mencicipinya. Ia sempat ditegur sang ibu, tapi ia segera berlalu.

"Ibu bilang hati-hati saja. Eh, di jalan, saya alami tabrakan dan ini buktinya di tangan ada jahitan," ujarnya.

Akibat kejadian itu, Sane yang telah memiliki cucu dua orang selalu mengingatkan anak cucunya agar sesekali jangan pernah menolak tawaran tuan rumah atau teman untuk mencicipi secangkir kopi panas yang terhidang, meski sedikit.

"Jika ada demikian, cicipi aja biar hanya sedikit. Jangan pernah menolak, apalagi hendak perjalanan jauh misalnya. Pamali bagi kita Bugis-Makassar," kata Sane.

Mitos nenek moyang itu, diakui Sane, punya makna filosofis. Artinya, kita diingatkan untuk selalu menghargai dan tak menolak rezeki yang diberikan oleh tuan rumah yang dikunjungi.

"Nenek moyang mungkin ingin mengajarkan kita demikian. Bagaimana menghargai dan tak menolak rejeki yang diberikan oleh orang yang betul-betul ikhlas memberikan," ucap Sane.

Tak hanya tentang secangkir kopi, Sane mengatakan aturan tersebut juga berlaku bagi hidangan makanan nasi. "Itu juga pamali berat. Hampir semua masyarakat Sulsel masih melestarikannya. Jika dilanggar, dipercaya bisa celaka berat," kata Sane.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya