Angkot Cirebon Mogok 5 Hari, Siswa dan Warga Naik Truk

Mogok massal angkot lantaran Pemerintah Kota Cirebon dianggap belum menemukan solusi terhadap persoalan transportasi online dan konvensional

oleh Panji Prayitno diperbarui 29 Sep 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2017, 16:00 WIB
Angkot Cirebon mogok
Seluruh awak angkot, baik trayek dalam dan luar Kota Cirebon, Jawa Barat, menggelar aksi mogok beroperasi selama lima hari, sejak 28 September hingga 2 Oktober 2017. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Seluruh awak angkutan kota (angkot), baik trayek dalam dan luar Kota Cirebon, Jawa Barat, kembali menggelar aksi mogok beroperasi selama lima hari. Aksi mogok angkot Cirebon terhitung sejak hari ini hingga Senin, 2 Oktober mendatang.

Mogok massal tersebut dilakukan lantaran Pemerintah Kota Cirebon dianggap belum menemukan solusi terhadap persoalan transportasi online dan konvensional. Aksi mogok tersebut juga diperkuat dengan beredarnya surat kesepakatan bersama para sopir angkot di bawah Organda.

Namun demikian, mogok massal yang kedua tersebut tidak berdampak signifikan pada penumpang setia angkot. Pantauan di sepanjang jalur utama Kota Cirebon, para petugas telah menyiapkan kendaraan TNI, Polri, dan SKPD lain untuk mengantar jemput siswa maupun warga yang akan beraktivitas rutin.

"Biasa saja, Mas, justru enak tidak ada angkot tidak macet. Tidak ada yang nyelonong sendiri rebutan penumpang," ucap Ani, salah seorang warga Dukuh Semar, Jumat (29/9/2017).

Di sepanjang Jalan Cipto Mangunkusumo, Kota Cirebon, lalu lintas terpantau lancar. Kawasan sekolah juga lengang dari lalu lalang angkot.

Baik warga, pelajar maupun pekerja mengaku sudah mengantisipasi aksi mogok susulan. Terutama saat gejolak protes para awak angkot Cirebon kembali terjadi belum lama ini.

Menurut Ani, keberadaan transportasi online sangat membantu. Terlebih dalam memberikan pelayanan dan kenyamanan penumpang. "Angkot kadang seenaknya sendiri tiba-tiba diberhentikan di tengah jalan, tapi tetap penumpang harus bayar," ujar mahasiswa di salah satu kampus di Kota Cirebon ini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Angkot Masih Dibutuhkan

Angkot Cirebon mogok
Seluruh awak angkot, baik trayek dalam dan luar Kota Cirebon, Jawa Barat, menggelar aksi mogok beroperasi selama lima hari, sejak 28 September hingga 2 Oktober 2017. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Seiring dengan berkembangnya zaman, angkot memiliki pangsa pasar sendiri, salah satunya pelajar dan pedagang pasar. Dia yakin, keberadaan transportasi online tidak akan menggerus eksistensi angkot.

"Sejauh ini saya belum lihat transportasi online bawa sayur mayur ke pasar," ujar dia.

Hal senada disampaikan warga Cipto Kota Cirebon, Tika. Menurut dia, masyarakat sudah pintar memilih moda transportasi yang paling disuka.

Salah satunya adalah transportasi online yang menjadi permasalahan di Kota Cirebon. Dia menjelaskan, keberadaan transportasi online bukan berarti mematikan transportasi konvensional.

"Justru sangat membantu, sehingga masing-masing punya segmen pasar sendiri," tuturnya.

Buktinya, banyak juga warga yang masih pakai jasa angkot. "Apalagi, trayeknya bukan hanya dalam kota," ujar dia.

Tika menengarai protes keras angkot kepada transportasi online rentan ditumpangi.

"Padahal sudah jelas pemerintah tidak bisa menutup online dan Pemkot Cirebon saya dengar sedang mencari solusinya. Itu kan tanda kalau angkot masih dibutuhkan," katanya.

Sebelumnya, pemerintah bersama jajaran kepolisian dan stakeholder (pemangku kepentingan) masih merumuskan solusi persoalan yang terjadi antara transportasi online dan konvensional di Cirebon.

Sementara itu, puluhan sopir angkot kembali beraksi menagih janji Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis, yang akan menyelesaikan persoalan terkait permasalahan transportasi online dan angkot usai pelaksanaan Festival Keraton Nusantara (FKN) XI. Mulai dari mogok beroperasi hingga menggelar aksi sweeping.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya