Batasi Pakai Fin Kalau Menyelam di Banda

Jika tak berhati-hati, penggunaan fin atau kaki katak saat menyelam bisa merusak terumbu karang perairan Banda.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Okt 2017, 22:25 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2017, 22:25 WIB
Ilustrasi terumbu karang
Ilustrasi terumbu karang (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengimbau para wisatawan untuk membatasi penggunaan fin atau kaki katak saat menyelam di perairan Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, guna menghindari kerusakan terumbu karang.

"Kalau menyelam di Banda pada kedalaman lima hinga 10 meter, sebaiknya turis tidak menggunakan fin, terutama yang berukuran besar, karena karang yang terinjak kaki katak akan patah," kata Menteri Susi, di Banda Neira, Senin 23 Oktober 2017, dilansir Antara.

Menteri Susi menyayangkan penggunaan fin besar di area terumbu karang yang kedalamannya kurang dari lima meter.

Sambil menceritakan pengalamannya menemukan terumbu karang yang rusak, ketika dirinya melakukan kegiatan paddling dan snorkeling pada pagi hari di lokasi spot penyelaman Lava Flow di Pulau Gunung Api, Banda, Susi mengingatkan penggunaan fin oleh para wisatawan itu perlu diatur.

"Kedalaman tak seberapa, tapi pakai fin yang besar-besar. Injak sana, injak sini, pecah semua terumbu karangnya. Memang tidak ada bom, tapi ada wisatawan yang tidak tahu menjaga lingkungan. Katanya datang untuk menikmati keindahan alam, tetapi tanpa sadar ikut merusakinya." ujar Susi.

Susi mengajak warga Banda serta para pelaku usaha wisata untuk ikut menjaga kelestarian terumbu karang di Kepulauan Banda yang terkenal sangat subur pertumbuhannya dan menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara dan nusantara, termasuk membatasi dan menyosialisasikan penggunaan kaki katak saat penyelaman.

Dia mengimbau agar dalam kegiatan penyelaman di Laut Banda, dengan jarak 50 meter dari pinggir karang hendaknya tidak menggunakan kaki katak.

"Kalau snorkeling dan tidak jauh dari bibir pantai dan kedalaman lima hingga 10 meter tidak usah gunakan fin, agar karang tidak rusak dan patah karena terinjak," katanya lagi.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Sampah Plastik

Ngeri, 2050 Di Laut Bakal Dipenuhi Plastik Dibanding Ikan
Ngeri, 2050 Di Laut Bakal Dipenuhi Plastik Dibanding Ikan. Sampah plastik di Hawaii (Reuters)

Menteri Susi juga mengimbau masyarakat di Kepulauan Banda untuk menjaga kebersihan lingkungan laut dan tidak membuang sampah, terutama bekas kantong plastik ke laut karena berdampak selain susah terurai, juga menutupi permukaan terumbu karang dan akhirnya mati.

"Kalau terus membuang sampak plastik ke laut, lama-lama di tahun 2030 di sini akan lebih banyak plastik daripada ikannya," katanya.

Terkait masalah itu, Menteri Susi berjanji akan memberikan bantuan kapal dan jaring untuk membersihkan sampah di perairan Pulau Banda.

"Nanti saya perintahkan Dirjen PRL (Penataan Ruang Laut) untuk sumbangkan kapal dan jaring untuk tangkepin sampah, sehingga air laut di sini tetap bersih dan jernih," ujar Susi.

Menteri Susi juga meminta Dirjen PRL Bramantyo yang ikut dalam kunjungan ke Banda untuk memberikan sumbangan peta dan goggle (kacamata renang) kepada anak-anak SD di Banda agar mereka juga belajar mengenali keindahan bawah lautnya sendiri.

Menteri Susi malah meminta bantuan goggle untuk siswa SD tersebut dapat dikirim secepatnya dan paling lambat dalam seminggu telah diterima anak-anak di Pulau Banda.

"Kami akan kumpulkan 500 goggle, biar anak-anak bisa renang dan lihat cantiknya terumbu karang dan ikan-ikan hias. Karena kalau mereka tidak lihat cantiknya bawah laut, maka tidak mungkin bisa menjaganya," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya