Liputan6.com, Bengkulu - Dokter Letty Sultri (46) yang meninggal dunia ditembak dokter Helmi, suaminya sendiri, pada Kamis sore kemarin ternyata adalah putri seorang pejuang kemerdekaan. Ayah Letty bernama Bachtiar Hosen tercatat sebagai veteran perang yang tergabung dalam pasukan Tentara Pelajar (TP Sriwijaya) Bengkulu.
Menurut rekan seperjuangan Bachtiar, Kopral Saikoen Wirdjomoerdjito, Bachtiar dikenal sebagai tentara pelajar yang cerdas dan pandai bergaul. Kemampuannya dalam berbahasa Belanda mengantarkan Bachtiar melanjutkan studi ilmu hukum di Universitas Sriwijaya.
"Dia memilih mengabdi sebagai tenaga pengajar di Fakultas Hukum Universitas Bengkulu dengan spesialisasi Bahasa Belanda," kata Saikoen di Bengkulu, Jumat (10/11/2017).
Advertisement
Baca Juga
Nama Bachtiar Hosen tercantum dalam prasasti Tugu Veteran Bengkulu dengan nomor urut 8 dari 73 orang pejuang pelajar yang dibangun di kelurahan Kebun Veteran Kota Bengkulu. Dalam daftar itu tertulis nama Bachtiar Hosen dengan kode register Sersan 3265/6/ADJEN/57.
"Beberapa bintang tanda jasa melekat di tubuh Bahctiar saat meninggal dunia. Jenazah almarhum dimakamkan di TMP Kalibata Jakarta," kata Saikoen.
Menurut Yanuarsyah, salah seorang kerabat dokter Letty Sultry, almarhumah menamatkan pendidikan di SD Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMA Negeri 2 Kota Bengkulu sebelum melanjutkan studi ke Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Jakarta. Letty dikenal cerdas dan pandai bergaul dengan siapa pun.
"Orangnya tidak suka macam-macam, temannya banyak," ujar Yanuarsyah.
Dr Letty merupakan putri ketiga dari lima bersaudara ini dimakamkan di TPU Kemiri kawasan Rawamangun Jakarta Timur. Pemakaman tepat di Hari Pahlawan 10 November 2017 tersebut mengingatkan kembali kenangan almarhum Bahctiar Hosen di benak keluarga.
"Semoga dokter Letty tenang kembali ke pangkuan yang maha kuasa," kata Yanuarsyah.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Pistol Disiapkan
Polisi mulai menguak kasus penembakan dokter Letty Sultri pada sebuah klinik di Cawang, Jawa Timur. Penyidik telah mengetahui hal ihwal senjata api yang digunakan untuk membunuh korban.
"Kemarin itu, dia (pelaku) sudah mempersiapkan dua senjata," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono saat dihubungi, Jakarta, Jumat (10/11/2017).
Dokter Letty dibunuh oleh dokter Helmi, yang tak lain suaminya, Kamis, 9 November 2017. Berdasarkan pengakuan sementara pelaku, ucap Argo, dua pucuk senjata itu dibawa hanya untuk mengintimidasi korban.
Namun polisi tidak percaya begitu saja.
"Bukan untuk membunuh ya. Intinya dia mempersiapkan senjata untuk menakut-nakuti, ternyata berubah pikiran ya (nembak)," kata dia.
Namun, hingga saat ini, polisi belum bisa menyimpulkan motif pembunuhan tersebut. Kuat dugaan, kasus pembunuhan itu dilatarbelakangi permasalahan keluarga.
"Kami belum selesai semua. Untuk pemeriksaan masih kami lakukan," ucap Argo.
Sementara ini, polisi menjerat Helmi dengan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dan atau Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan. Pelaku terancam hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Advertisement