Kisah Remaja Gizi Buruk di Bulukumba, Menahan Lapar dengan Air

Melihat potret kemiskinan dari kehidupan bapak dan anak di Bulukumba, Sulawesi Selatan.

oleh Eka Hakim diperbarui 27 Nov 2017, 13:01 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2017, 13:01 WIB
Remaja Penderita Gizi Buruk di Bulukumba
Remaja Penderita Gizi Buruk di Bulukumba. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Liputan6.com, Bulukumba - Gizi buruk selalu identik dengan kemiskinan. Begitulah yang dialami Komeng (15) yang hingga saat ini hanya dapat tertidur tanpa pakaian karena ukuran tubuhnya yang semakin mengecil dan teramat kurus.

Warga Dusun Tamampalalo Desa Tamatto, Kecamatan Ujungloe, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, itu mengalami gizi buruk sejak usianya memasuki 5 tahun. Kini, dia hanya dapat menghabiskan waktu di atas kasur.

Dulu, Komeng sempat dibawa ibunya ke Malaysia untuk mencari pekerjaan. Harapan ibunya kala itu agar uang yang didapatkan nantinya di Malaysia dapat membantu meringankan beban keluarganya yang selama ini hanya dipikul sendiri oleh bapaknya, Puang Nompo (80), yang hanya bekerja sebagai buruh panggilan di kebun milik orang.

Namun, di perantauan, sang ibu meninggal dunia. Komeng pun terpaksa diboyong keluarganya kembali pulang ke kampung halaman tinggal bersama bapaknya.

"Selama pulang dari Malaysia, Komeng tinggal bersama bapaknya. Mereka di rumah hanya berdua. Bapaknya itu tak punya kerjaan tetap hanya dipanggil kerja di kebun orang saja. Itu pun kalau ada yang memanggil," kata Ahmad Hanafi, tetangga Komeng, via telepon, Minggu, 26 November 2017.

 

Minum Air untuk Mengganjal Lapar

Remaja Penderita Gizi Buruk di Bulukumba
Remaja Penderita Gizi Buruk di Bulukumba. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Karena tak ada sumber penghasilan yang jelas, kata Ahmad, terkadang Komeng dan bapaknya yang sudah usia lanjut itu kerap hanya bisa minum air saja sebagai pengganjal perut. Kondisi itu berubah sesekali ketika ada seorang tetangga yang berbelas kasih mendatangi rumahnya untuk berbagi.

"Komeng sudah 10 tahun hanya bisa terbaring lemah dengan kondisi memiriskan. Bapaknya yang usia lanjut itu sangat setia berada di sampingnya merawat anaknya dengan tabah," ungkap Ahmad dengan suara haru menceritakan kisah hidup Komeng dan bapaknya itu.

Ia berharap Pemerintah Daerah Bulukumba bisa mengulurkan bantuan untuk Komeng dan bapaknya yang secara ekonomi memang hidup serba kekurangan.

"Kami tetangganya sangat prihatin dengan kondisi yang dialami Komeng. Yang mana ketika dilihat buat kita menangis. Bayangkan hanya bisa tidur tanpa sehelai pakaian sedikit pun. Tulang tubuhnya pun sangat tampak karena ia sangat kurus," ujar Ahmad kembali.

Ahmad menambahkan, Pemerintah Daerah Bulukumba telah memiliki Program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang tentunya sangat diharapkan berjalan secara menyeluruh untuk masyarakat, salah satunya Komeng.

"Jika itu berjalan tentunya masalah gizi buruk seperti yang dialami Komeng segera mungkin tertangani," Hanafi menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya