Liputan6.com, Yogyakarta - Jogja Air Show (JAS) 2018 akan kembali digelar di Pantai Depok, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 17-18 Februari 2018. Kali ini, ada yang berbeda dari perhelatan olahraga dirgantara tahunan itu. Sebanyak 50 paramotor siap terbang bersama-sama dan memecahkan rekor MURI.
JAS sudah digelar selama 13 kali. Biasanya ada kata internasional disematkan di judul acara. Namun, tidak halnya dengan tahun ini.
Advertisement
Baca Juga
"Tahun ini sengaja tidak memakai istilah internasional karena khusus 2018 akan memberikan peluang pada atlet-atlet lokal dan nasional untuk menunjukkan kebolehannya dalam JAS," ujar Marsma TNI Novyan Samyoga, Komandan Lanud Adisutjipto sekaligus Ketua Fasida Yogyakarta, dalam jumpa pers di Media Center Lanud Adisutjipto, Senin, 15 Januari 2018.JAS akan menampilkan atraksi beragam olahraga dirgantara meliputi, solo aerobatic, EC 12 B Colibri, paramotor, gantole, paralayang, terjun payung, trike, fix wing, dan aeromodelling.
"Ajang ketangkasan olahraga dirgantara ini juga akan dimeriahkan atraksi Jupiter Aerobatic Team, pentas seni, serta lomba fotografi," kata Novyan.
Â
Â
Ajang Promosi Wisata
Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanta menuturkan, JAS menjadi bagian dari upaya Dinas Pariwisata DIY yang bekerja sama dengan TNI AU untuk membina atlet olahraga dirgantara.
"Kegiatan ini juga menjadi salah satu magnet dan daya tarik wisata ke Bantul," ucap Aris.Ketua JAS 2018, Mayor Pnb Iwan Setiawan membenarkan tujuan kegiatan ini untuk memberikan wadah kepada atlet-atlet olahraga dirgantara, sekaligus sarana mengukur prestasi serta mendekatkan olahraga dirgantara kepada masyarakat.
"Ini telah menjadi agenda rutin FASI DIY, Dinas Pariwisata, dan Pemkab Bantul untuk meningkatkan sadar wisata dan membantu mempromosikan wisata Jogja menuju Jogja Go International," kata Iwan.
Â
Â
Advertisement
Obstacle Run Pertama di Indonesia
Lanud Adisutjipto juga akan menggelar perhelatan internasional bertajuk Adisutjipto Urban Obstacle Run. Kegiatan yang rencananya diadakan di Lanud Adisutjipto, pada 4 Maret 2018 itu baru pertama kali ada di Indonesia.
Kegiatan ini menyasar 1.000 pelari dari luar maupun dalam negeri. Dalam Obstacle Run, para pelari tidak hanya berlari, tapi juga menghadapi banyak rintangan.
"Event ini terbuka untuk militer dan umum, baik beregu maupun perorangan," ujar Letkol Pom Agus Suhandi, Ketua Pelaksana Lomba Obstacle Run.
Kategori Obstacle Run, meliputi, beregu militer dan beregu sipil, pria dan wanita pereorangan 5 K, serta pria dan wanita perorangan 10 K.
Kegiatan ini akan memperebutkan hadiah serta doorprize dengan total nominal ratusan juta rupiah. Pendaftaran lomba ditutup pada 28 Februari 2018.
Saksikan video pilihan berikut ini: