Gelombang Palabuhanratu Mengganas, Gejala 2 Tahun Terakhir

Warga sekitar pantai terpaksa diungsikan ke lokasi yang aman dari terpaan gelombang pasang di Pantai Palabuhanratu.

oleh Mulvi Mohammad diperbarui 17 Jan 2018, 12:31 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2018, 12:31 WIB
Gelombang Pasang Rusak Bangunan di Pesisir Pantai Palabuhanratu
Gelombang Pasang Rusak Bangunan di Pesisir Pantai Palabuhanratu. (Liputan6.com/Mulvi Mohammad)

Liputan6.com, Sukabumi - Sebanyak 25 bangunan warung di pesisir Pantai Palabuhanratu rusak diterjang gelombang pasang. Warga penghuni warung diungsikan ke tempat yang lebih aman untuk sementara.

Gelombang pasang air laut terjadi di Kampung Wisata Kebon Kalapa Citepus RT 1 dan 2 RW 3, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sekitar pukul 16.00 WIB, Selasa, 16 Januari 2018.

Kepala Divisi Operasional dan Latihan Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Sukabumi, Asep Edom Saepullah, mengatakan berdasarkan hasil pendataan sementara, terdapat 25 bangunan warung milik warga yang terdampak gelombang pasang. Sepuluh rusak ringan, sedangkan 15 lainnya rusak berat.

"Penghuninya sementara diungsikan ke vila sekitar Citepus dan rumah kerabatnya," ujar Asep Edom saat dikonfirmasi melalui telepon seluler.

Kuatnya gelombang pasang mengikis pasir pondasi bangunan warung. Kedalaman pasir yang terkikis sekitar dua meter.

"Airnya enggak jauh ke permukaan. Tapi gelombangnya kuat, pasirnya dalam," tutur Asep.

Relawan Tangguh Bencana Desa Citepus, Dadan Hamdani (31), menambahkan kondisi air pasang terjadi sejak pukul 13.00 WIB. Gelombang pasang menguat saat memasuki sore hari.

Selain itu, sempat terjadi hujan disertai angin kencang pada sore hari. Hingga saat ini, gelombang ombak masih tinggi.

"Tingginya terbilang normal sekitar tiga sampai empat meter. Tapi arusnya kuat," kata Dadan.

Terjadi Gelombang Pasang dalam Dua Tahun Terakhir

Gelombang Pasang Rusak Bangunan di Pesisir Pantai Palabuhanratu
Gelombang Pasang Rusak Bangunan di Pesisir Pantai Palabuhanratu. (Liputan6.com/Mulvi Mohammad)

Kepala Divisi Operasional dan Latihan Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Sukabumi, Asep Edom Saepullah, menambahkan gelombang pasang tak biasa mulai terjadi sekitar dua tahun terakhir. Setiap tahun, terjadi gelombang pasang hingga ke permukiman setidaknya dua sampai tiga kali.

"Saya sudah 22 tahun tinggal di sekitar pantai. Kejadian ini sering terjadi sekitar dua tahun terakhir," kata Asep.

Gelombang pasang berdampak terhadap bangunan di area pesisir yang belum dipasangi tanggul. Sebelum terjadi hari ini, gelombang pasang juga terjadi pada Desember 2017.

"Titik yang aman itu yang sudah dipasang jogging track dan tanggul. Bedanya kali ini, gelombang enggak sampai ke jalan atau daratan. Masih di sekitar pesisir, tapi arusnya sangat kuat," Asep menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya