De Tjolomadoe, Saksi Bisu Kejayaan Industri Gula Mangkunegara

Konsorsium sejumlah BUMN merevitalisasi PG Colomadu yang didirikan Mangkunegara IV pada 1861 menjadi lokasi wisata kekinian dengan nama De Tjolomadoe.

oleh Fajar Abrori diperbarui 02 Mar 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2018, 06:30 WIB
Pabrik Gula De Tjolomadoe
Pabrik Gula yang didirikan Mangkunegara IV pada tahun 1861, kini direvitaliasi menjadi tempat wisata kekinian dengan nama De Tjolomadoe,(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Karanganyar - Pabrik Gula (PG) Colomadu di Kabupaten Karangnyar, Jawa Tengah, sudah berhenti beroperasi sejak 21 tahun lalu. Kini, pabrik gula yang pernah menjadi simbol kedigdayaan industri gula Nusantara ini berubah menjadi area wisata kekinian dengan nama De Tjomoladoe.

Pabrik ini didirikian pada 1861 oleh Mangkunegara IV. Pabrik tersebut sempat menjadi pabrik gula terbesar di Asia, saat era pemerintahan Mangkunegara VII pada 1928.

Pada tahun itu pula pabrik yang terletak di Colomadu tersebut memperluas lahan dan merombak arsitektur pabrik. Tapi pada tahun 1998, pabrik gula termasyhur itu berhenti operasi dan tutup.

Semenjak saat itu pabrik gula itu tak difungsikan. Bangunan ini dibiarkan terbengkalai.

Mesin-mesin pabrik gula berukuran besar yang pernah menjadi simbol industrialisasi pada zaman itu hanya menjadi benda mati. Pun dengan cerobong asap yang menjulang ke atas.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Mesin Giling Tebu Menjadi Rongsokan

Pabrik Gula De Tjolomadoe
Kondisi PG Colomadu sebelum dilakukan revitalisasi oleh sejumlah konsorsium BUMN menjadi De Tjolomadoe.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Adapun ketel uap yang digunakan untuk mengolah tebu dibiarkan menjadi besi berkarat atau bisa dikatakan seperti barang rongsokan. Belum lagi roda-roda penggerak mesin yang berukuran besar itu juga cuma dibiarkan.

Bangunan pabrik dengan luas 6,4 hektare itu juga layaknya hunian tak bertuan. Bahkan, konon, masyarakat sekitar menganggapnya angker.

Ada beberapa bagian tembok yang kulitnya mengelupas. Belum lagi pipa-pipa berukuran besar yang dulunya sangat fungsional menjadi bagian mesin pengolah tebu menjadi besi rongsokan.


Wajah Baru

Pabrik Gula De Tjolomadoe
Pabrik Gula yang didirikan Mangkunegara IV pada tahun 1861, kini direvitaliasi menjadi tempat wisata kekinian dengan nama De Tjolomadoe,(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Tapi semua bangunan  kuno bakal menjadi "benda hidup". Dalam arti benda yang memiliki nilai fungsionalitas.

Pabrik ini disulap menjadi tujuan wisata kelas internasional yang dikemas kekinian. Barang yang selama dua dekade ini dianggap rongsokan ini bakal menjadi sebuah nilai jual wisata.

Cerobong asap, ketel uap, pipa berukuran besar ataupun roda penggerak mesin berukuran raksasa itu menjadi daya tarik wisata De Tjolomadoe. Mesin-mesin dibersihkan dan dilapisi cat khusus yang mencegah karat.

Harapannya mesin-mesin jumbo ini layaknya sebuah museum yang menampung benda-benda kuno bernilai tinggi.


Gudang Gula Disulap Menjadi Concert Hall

Pabrik Gula De Tjolomadoe
Pabrik Gula yang didirikan Mangkunegara IV pada tahun 1861, kini direvitaliasi menjadi tempat wisata kekinian dengan nama De Tjolomadoe,(Liptan6.com/Fajar Abrori)

Revitalisasi pun dilakukan dengan tidak mengubah fasad (muka) bangunan. Pengelola menambah konstruksi untuk memperkokoh bangunan.

Ruangan yang dulunya difungsikan sebagai stasiun makanan maupun gudang gula, kini diubah menjadi concert hall. Pun dengan rumah administratur perkebunan direvitalisasi tanpa mengubah fasadnya.

Pemanfaatan kembali bekas pabrik ini dilakukan melalui sinergi sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Di antaranya PT Pembangunan Perumahan (PP), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, serta PT Jasa Marga. Melalui sinergi ini dibentuklah konsorsium PT Sinergi Colomadu.


Simbol Kejayaan Industri Gula

Pabrik Gula De Tjolomadoe
Pabrik Gula yang didirikan Mangkunegara IV pada tahun 1861, kini direvitaliasi menjadi tempat wisata kekinian dengan nama De Tjolomadoe,(Liptan6.com/Fajar Abrori)

Presiden Direktur PT PP (persero) Tbk, Tumiyana mengatakan, PG Colomadu menjadi sebuah saksi kekuatan industri gula di nusantara. Pasalnya, tahun 1928, PG Colomadu pernah melakukan perombakan agar bisa menambah kapasitas produksi.

"Produksi yang dihasilkan saat itu merupakan yang terbesar di Asia. Di tahun itu juga kita mengekspor gula ke luar negeri. Ini menjadi kebanggaan kita tentunya," ucap dia saat launching atau peresmian De Tjolomadoe, Rabu, 28 Februari 2018.

De Tjolomadoe menjadi destinasi wisata baru kekinian di wilayah Yogyakarta, Solo, dan Semarang (Joglosemar). Kawasan ini difungsikan menjadi pusat budaya, ruang konser, ruang unjuk karya kreatif, komersial area berisi tenant food and beverage yang bisa digunakan untuk nongkrong.


Destinasi Baru Joglosemar

Pabrik Gula De Tjolomadoe
Para direksi dari sejumlah BUMN yang tergabung dalam konsorsium revitalisasi De Tjolomadoe merayakan akan diresmikannya De Tjolomadoe.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko, Edy Setijono mengatakan revitalisasi ini dilakukan untuk bisa menciptakan ekonomi kreatif baru. Rencananya pembukaan destinasi wisata kekinian ini dengan mendatangkan komposer hebat David Foster.

Intinya, menurut dia, PG Colomadu bisa menjadi pusat keramaian di wilayah Joglosemar. Sasarannya adalah para turis asing dan juga mereka yang memiliki kemampuan belanja tinggi.

"Itulah alasan kami menghadirkan David Foster dalam peluncuran De Tjolomadoe," ujar Edy Setijono dalam kesempatan yang sama.

Konser David Foster ini bakal digelar pada Sabtu, 24 Maret 2018. Rencananya, David Foster akan ditemani Anggun dan Brian Mc Knight. Diprediksikan konser ini akan dhadiri oleh 3.000 penonton.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya