Liputan6.com, Semarang - Kota Semarang terus bersolek. Setelah masuk lima besar kota paling direkomendasikan untuk berwisata, Semarang juga masuk kategori kota dengan penduduk paling berbahagia.
Mengantisipasi dampak lanjutan perkembangan kota, Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota Semarang (DP2K Semarang) meminta Wali Kota Semarang mulai memikirkan angkutan massal.
Anggota DP2K Semarang yang terdiri dari para akademisi berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta itu berharap Bus Rapid Transit (BRT) yang sudah ada terus dikembangkan. "Penambahan jumlah armada, pembukaan koridor baru itu menjadi hal mutlak agar masyarakat terlayani," kata Prof Sudharto P Hadi, anggota DP2K Semarang, Jumat, 9 Maret 2018.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Sudharto, angkutan massal jika ditangani dengan baik dan nyaman, akan menjadi solusi kemacetan. Kota Semarang yang terus berkembang, saat ini sudah mulai terancam kemacetan.
"Saya rasa BRT benar-benar bisa menjadi solusi kemacetan," kata Sudharto.
Menanggapi hal ini, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menawarkan konsep baru, yaitu Light Rail Transport (LRT). Pengoperasian LRT dinilai akan mampu mencairkan kemacetan karena selain kapasitas angkut yang lebih banyak, juga memiliki jalur sendiri sehingga bisa lebih tepat waktu.
"Warga nantinya akan lebih memilih LRT karena murah, cepat, nyaman. Kota Semarang akan semakin manusiawi dan membahagiakan," kata Hendi.
Tak Egois
DP2K menyambut baik dan meyakini, BRT maupun LRT jika memenuhi syarat murah, cepat dan nyaman, mampu mengalihkan kebiasaan penggunaan transportasi pribadi ke transportasi umum.
"Harapan kami, segera terealisasi," kata Sudharto.
DP2K Semarang dibentuk memang sebagai partner Pemerintah Kota Semarang. Tak hanya berfungsi memberi ide arah pembangunan, organiasi juga bertugas mengingatkan jika ada kebijakan yang dinilai tidak relevan dengan kebutuhan warga.
"Masukan serta pertimbangan yang diberikan oleh DP2K, sangat penting agar semua satu irama," kata Hendi.
Peran akademisi, menurut Hendi, menjadi kunci perkembangan Kota Semarang. Pembangunan yang ada bukan didasarkan atas persepsi pemerintah saja salah satu pihak saja, namun juga yang lainnya.
"Persepsi bersama dan atas pertimbangan sedulur-sedulur DP2K," kata Hendi.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement