Bayi 'Raksasa' Berbobot 5,8 Kg Lahir di Cilacap

Tubuh bayi raksasa yang besar lebih pantas disandang oleh bayi berumur tiga bulanan

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 27 Mar 2018, 08:01 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2018, 08:01 WIB
Bayi raksasa berjenis kelamin perempuan dilahirkan dengan bobot 5,8 kilogram dilahirkan dengan operasi sesar. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Bayi raksasa berjenis kelamin perempuan dilahirkan dengan bobot 5,8 kilogram dilahirkan dengan operasi sesar. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Panjang tubuh bayi perempuan yang baru berusia 18 jam itu sebenarnya normal-normal saja, yakni 52 centimeter. Tetapi, bobot bayi saat dilahirkan berada jauh di atas ambang normal dan berkategori giant baby alias bayi ‘raksasa’ (jumbo) dengan bobot 5,8 kilogram.

Tubuh bayi raksasa yang besar lebih pantas disandang oleh bayi berumur tiga bulanan. Suara tangisnya pun keras tatkala merajuk ingin menetek kepada ibunya.

Sang jabang bayi dilahirkan oleh ibu Suryati (32) Minggu malam, 25 Maret 2018, sekitar pukul 21.00 WIB di Rumah Sakit Umum (RSU) Duta Mulya, Cilacap. Mempertimbangkan bobot bayi raksasa, tim medis memutuskan untuk melakukan operasi sesar.

Keputusan untuk operasi sesar dilakukan usai tim medis melakukan USG dan memeriksa kondisi ibu. Diperoleh kesimpulan, bayi diperkirakan berbobot besar.

Selain itu, operasi sesar juga terpaksa dilakukan karena posisi bayi raksasa melintang di dalam rahim. Posisi ini membuat bayi sulit dilahirkan meski air ketuban telah pecah.

Bobot dan Posisi Bayi di Rahim Berbahaya untuk Persalinan Normal

Bayi raksasa berjenis kelamin perempuan dilahirkan dengan bobot 5,8 kilogram dilahirkan dengan operasi sesar. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Bayi raksasa berjenis kelamin perempuan dilahirkan dengan bobot 5,8 kilogram dilahirkan dengan operasi sesar. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

“Bisa membahayakan ibu maupun bayinya,” Komisaris RSU Duta Mulya, dr. Tatang Mulyana, Sp.OG menerangkan, Senin, 26 Maret 2018.

Sebelumnya, Suryati diantar oleh Suaminya, Suryanto (36) ke RSU Duta Mulya pada Minggu sekitar pukul 17.00 WIB lantaran sudah merasakan kontraksi. Tetapi hingga dua jam penanganan, tak ada perkembangan yang berarti.

Tim medis pun lantas melakukan serangkaian tindakan medis yang akhirnya berujung pada keputusan operasi sesar, tepat pukul 21.00 WIB.

"USG sudah, observasi juga sudah. Diputuskan untuk sesar," kata Tatang.

Kendati lahir dengan bobot di atas rata-rata, kondisi bayi raksasa sangat sehat. Bayi pun langsung menangis begitu dilahirkan. Detak jantung dan Hemoglobin (Hb) darahnya juga terpantau normal.

Bayi Raksasa dan Ibunya Dipantau 24 Jam

Bayi raksasa berjenis kelamin perempuan berbobot 5,8 kilogram. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Bayi raksasa berjenis kelamin perempuan berbobot 5,8 kilogram. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Meski demikian, dokter anak ditugaskan khusus untuk memantau perkembangan si bayi raksasa ini.

Jika terpantau normal dalam waktu 2x24 jam, bayi dan ibunya diperbolehkan pulang ke kampung asalnya, Kutasari Kecamatan Cipari, Cilacap.

“Kategori bobot bayinya itu spektakuler ya, 5,8 kilogram. Kalau di rumah sakit kami sih baru sekali ini, bayi sebesar itu,” dia menjelaskan.

Tatang mengklaim, di RSU Duta Mulya memang pernah menangani kelahiran bayi di atas normal. Namun, saat itu bobotnya hanya 4,3 kilogram. Itu terjadi sekitar dua tahun lalu.

Rata-rata bayi normal di Indonesia berbobot antara 2,7-3,8 kilogram. Bayi dengan bobot di atas 4 kilogram sudah dikategorikan sebagai giant baby atau bayi raksasa.

“Rata-rata sekitar 3 kilogram di Indonesia itu,” ucapnya.

Penyebab Bayi Dilahirkan dengan Bobot Jumbo

Bayi raksasa nyaman dalam gendongan Mbah Uti-nya. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Bayi raksasa nyaman dalam gendongan Mbah Uti-nya. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Penyebab bayi dilahirkan dengan bobot di atas normal bisa disebabkan pola makan yang keliru pada pra-kehamilan dan saat kehamilan. Penyebab lainnya, bisa juga ibu menderita gula darah.

Di luar itu, faktor genetik juga bisa menjadi faktor penyebab dominan. Keturunan keluarga yang bertubuh besar dan memiliki riwayat melahirkan bayi berukuran di atas rata-rata memiliki potensi tinggi melahirkan bayi dengan ukuran jumbo.

"Kita cari penyebabnya, ternyata ibunya sehat, anaknya sehat. Tidak ada penyebab penyakit, misalnya kencing manis itu tidak ada," jelasnya.

Menilik tinggi badan ibu si bayi raksasa, sebenarnya juga normal, hanya 159 centimeter, atau hanya sedikit di atas rata-rata perempuan Indonesia. Adapun bobot sebelum hamil adalah 70 kilogram.

"Ada kemungkinan secara genetik ibunya besar. Kalau bapaknya, biasa saja," dia menjelaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya