Gunung Agung Meletus Lagi, Abu Vulkanik Membubung Setinggi 500 Meter

Setelah lama diam, Gunung Agung kembali meletus pada Jumat dini hari, pukul 01.37 Wita.

oleh Dewi Divianta diperbarui 06 Apr 2018, 14:30 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2018, 14:30 WIB
Gunung Agung Meletus lagi
Gunung Agung teramati dari Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Rendang. (dok. istimewa/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Denpasar - Gunung Agung kembali "menggeliat". Setelah lama diam, gunung setinggi 3.142 mdpl itu kembali meletus pada Jumat (6/4/2018) dini hari, pukul 01.37 Wita.

Dalam laporan rutin pengamat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang disusun oleh Anwar Sidiq, saat letusan di Gunung Agung terjadi, cuaca berawan dan mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat. Suhu udara 22-22 °C dan kelembapan udara 83-84 persen.

Secara visual ketebalan kabut 0-I hingga kabut 0-III. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang dan tinggi 500 meter di atas puncak kawah.

"Teramati letusan dengan tinggi 500 meter dan warna asap kelabu," tulis Anwar Sidiq dalam laporan enam jam sekali.

Terekam satu kali gempa letusan, dua kali gempa embusan, dan lima kali gempa vulkanik dalam. Saat ini, Gunung Agung masih berada di Level III atau Siaga.

 

Lima Kali Gempa Vulkanik Dalam

Anjing di Gunung Agung
Seekor anjing berkeliaran di sekitar rumah di Desa Sebudi, Karangasem, Bali, Senin (4/12). Warga yang tinggal di KRB Gunung Agung telah mengungsi di tempat aman, hanya anjing-anjing yang terlihat menjaga rumah pemiliknya. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, wisatawan agar tidak berada, tidak mendaki, dan tidak beraktivitas apa pun di zona perkiraan bahaya. Zona bahaya itu berada di seluruh areal di dalam radius 4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung.

Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual.

Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi.

Utamanya, pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Areal landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya