Sambut Ramadan dengan Potang Mandi Balimau

Potang Mandi Balimau, tradisi suku di Pelalawan menyambut bulan suci Ramadan.

oleh M Syukur diperbarui 18 Mei 2018, 09:31 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2018, 09:31 WIB
Potang Mandi Balimau sambut Ramadan
Tradisi menyambut Ramadan Potag Mandi Balimau (Liputan6.com / M.Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Sebagian masyarakat muslim di berbagai wilayah di Indonesia menyambut bulan Ramadan dengan tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Misalnya di Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Pada 14 Mei 2018 di tepian Sungai Kampar, ratusan warga dari berbagai suku di wilayah itu berkumpul. Bunyi-bunyian dari alat musik tradisional sambut-menyambut mengiringi datangnya kepala suku dari beragam suku di sana.

Warga juga menyambut Bupati Pelalawan HM Harris, sebagai warga asli dari kabupaten pemekaran Kampar ini dan pemuka adat bergelar Datuk Setia Amanah. Dia menggunakan baju adat dan disambut bak pengantin bersama Ketua Majelis Kerapatan Adat Lembaga Melayu Riau, Al Azhar. Semua ninik mamak dari berbagai suku ada di sana.

Tradisi ini dikenal dengan Potang (petang) Mandi Balimau Kasai. Ritual yang dipercaya secara turun-temurun ini dipercaya dapat mensucikan diri menjelang masuknya Ramadan yang sudah diumumkan Menteri Agama jatuh pada 17 Mei 2018.

Pantauan di lokasi pada 14 Mei 2018 itu, bupati dan tetua suku disambut dengan rentakan kompang dan talempong (alat musik tradisional). Hentakan dari silat sambutan juga menghentak menyambut mereka.

Sebagai tanda dimulainya ritual ini, perwakilan dari masing-masing suku menaikkan tonggol atau bendera adat mereka. Selanjutnya, satu per satu anggota suku, didahului tetua dan ninik mamak, saling bersalaman dan berpelukan.

Tonggol dinaikkan ini bisa sebagai tanda harmonis atau tidaknya kehidupan dalam suatu suku. Tonggol yang tidak naik setelah diberdirikan menjadi tanda adanya permasalahan dalam suatu suku.

"Dengan ini, pemuka suku harus menyelesaikannya supaya hidup damai lagi," kata Harris.

Harris juga menyebut, tonggol yang dinaikkan secara berdampingan antara satu dengan lainnya ini sebagai lambang kedamaian hidup berdampingan.

"Ini sebagai lambang kedamaian hidup berdampingan," katanya.

Harris mengatakan tradisi ini sudah digelar sejak ratusan tahun lalu. Mandi Balimau dipercaya bisa mensucikan diri sebelum berpuasa dan melenyapkan penyakit hati, yaitu dendam.

"Mengusir rasa dengki dalam pikiran, serta mampu mengikat tali silaturahmi antardesa," kata Harris.

Usai penyambutan, satu per satu dari perwakilan suku duduk di beberapa kursi yang sudah disediakan di pelaminan. Sebuah wajan yang sudah berisi air ramuan rempah-rempahan bercampur jeruk nipis ini disiramkan ke kepala mereka.

Selain Datuk Setia Amanah, prosesi penyiraman juga dilakukan sejumlah pemuka adat lainnya serta sultan dari berbagai kerajaan yang ada di Pelalawan. Berikutnya, tokoh adat melihat sejumlah sampan yang sudah dihias dan berjalan beriringan di sungai.

Kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama. Semua masyarakat duduk bersila bersama di depan "jambau" atau wadah makanan yang berisi beragam lauk-pauk.

Barulah sesudah itu, ratusan warga, mulai dari anak-anak, pemuda hingga orang tua menceburkan diri ke sungai. Mereka menyucikan diri di sungai setelah disiram dengan air rempah-rempah bercampur jeruk nipis tadi.

"Untuk mandi bersama dilakukan setelah salat zuhur," katanya.

Harris menyatakan, inti dari kegiatan ini adalah menyatukan semua suku supaya tak saling bertemu dan memaafkan menyambut Ramadan.

"Makanya harus dilakukan di sungai, tidak di rumah mandi balimaunya. Di sungai ini semuanya saling ketemu, dipersatukan," ujarnya.

Dari kegiatan yang dilaksanakan setiap tahun ini atau saat Ramadan, Harris berharap bisa menarik minat para wisatawan, baik dari dalam ataupun luar negeri untuk berkunjung ke Kabupaten Pelalawan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Batal karena Serangan Teroris

Pengamanan Mapolda Riau Usai Serangan Terduga Teroris
Suasana saat polisi bersenjata berjaga di sekitar Mapolda Riau, Rabu (16/5). Seorang polisi meninggal dalam serangan yang dilakukan kelompok terduga teroris di Mapolda Riau. (WAHYUDI/AFP)

Sementara itu, kegiatan Potang Balimau yang biasa dilaksanakan Pemerintah Kota Pekanbaru dan masyarakat menyambut Ramadan di tepian Sungai Siak dibatalkan. Hal itu sesuai dengan surat edaran yang dikeluarkan Plt Walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi.

Menurut Ayat, surat edaran ini dikeluarkan berdasarkan maklumat Plt Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim menyikapi penyerangan Mapolda Riau oleh terduga teroris, Rabu, 16 Mei 2018, pukul 09.00 WIB.

"Acara Potang Balimau yang semula dijadwalkan hari ini, pukul 13.00 WIB sampai 15.00 WIB dibatalkan," kata Ayat di Mapolda Riau.

Potang Balimau merupakan tradisi turun-temurun yang dilakukan masyarakat di Kota Pekanbaru memyambut Ramadan. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan di tepian Sungai Siak, Kecamatan Rumbai.

Terkait serangan di mapolda ini, Ayat mengimbau masyarakat Kota Pekanbaru tetap tenang dan menghindari keramaian. Masyarakat juga diminta melaporkan ke petugas berwenang jika melihat situasi yang mencurigakan.

Kepada seluruh RT dan RW yang ada meningkatkan sistem keamanan lingkungan (Siskamling). Tamu diharapkan wajib lapor 1x24 jam untuk menghindari hal tidak diinginkan.

"Kemudian pemuka agama diminta menghimbau jemaahnya agar mendoakan Kota Pekanbaru agar kondsuif dan aman," sebut Ayat.

Atas gugurnya Inspektur Dua Auzar dalam penyerangan ini, Ayat atas nama Pemerintah Kota Pekanbaru mengucapkan duka sangat mendalam.

"Semoga syahid karena beliau ini seorang yang taat beribadah," imbuh Ayat.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya